Monitor LCD Philips 221E
Cerah dengan Lampu Biasa
Sekarang, mari kita bahas kualitas tampilannya! Philips 221E adalah monitor LCD yang menggunakan lampu backlight jenis Cold Cathode Fluorescent Light (CCFL) konvensional. Meskipun tidak menggunakan lampu jenis Light Emitting Diode (LED), teknologi Smart Contrast dari Philips tetap menjanjikan rasio kontras yang terhitung cukup tinggi, yaitu hingga 25.000:1. Pertama-tama kami sedikit skeptis, karena , seperti juga teknologi penyesuaian kontras (dynamic contrast) dari produsen lain, Smart Contrast dari Philips juga “hanya” mengandalkan penyesuaian kontras secara otomatis sesuai situasi penggunaan. Ternyata hasilnya sedikit di luar dugaan.
Dengan menggunakan input HDMI, kami menjajal kemampuan Philips 221E dalam menampilkan content High-Definition. Sambungan output dari kabel HDMI tadi kami colokkan ke sebuah multimedia player full-HD yang kebetulan sedang turut nongkrong di pusat pengujian Jagat Review. Sebagai materi pengujian, dipilihlah film Transformers: Revenge of the Fallen, sebuah film full-High Definition (1080p) yang sarat dengan adegan aksi super cepat, visual effects dramatis, dan pewarnaan yang spektakuler. Hasilnya? Tampilan monitor ini cukup membuat kami berdecak kagum. Walaupun menggunakan jenis layar matte yang umumnya lebih cocok dipakai bekerja ketimbang bermain, Philips 221E menampilkan warna-warna dengan kontras yang baik. Adegan-adegan sarat warna tampil cerah, sedangkan warna hitam tampak cukup pekat. Teknologi Smart Contrast milik Philips yang diimplementasikan di sini ternyata lumayan berhasil mendongkrak kualitas tampilan secara keseluruhan. Ketika dipindahkan ke PC, interface desktop Windows 7 yang kami gunakan pun tampil jernih dan menawan. Warna-warna tampak cerah, dan teks tulisan di aplikasi word processor terlihat tajam.
Bagaimana dengan adegan-adegan cepat? Dengan angka 5ms, response time Philips 221E terdengar biasa saja untuk monitor sekelasnya. Namun, ternyata response time itu sudah cukup memadai untuk bisa menampilkan aksi-aksi canggih di film yang bersangkutan dengan lancar, tanpa sedikit pun timbul gejala ghosting. Karena menggunakan input HDMI, monitor ini dapat pula menyalurkan suara dari film yang Anda tonton, meskipun tetap saja suaranya terdengar cempreng dan tidak bertenaga karena speaker terintegrasi di bagian dalam monitor, power-nya pun hanya 2×1 Watt. Agar film dan game terdengar lebih mantap, ada baiknya jika Anda mendampinginya dengan speaker eksternal yang bagus keluaran audionya.
Selain itu, monitor ini juga mendukung High-bandwidth Digital Content Protection. Jadi, Anda yang hendak menikmati content terproteksi bisa pula menggunakan Philips 221E sebagai output display. Ada pula feature unik yang disebut Philips easy picture format control, yang bisa mengubah aspect ratio tampilan di layar menjadi 4:3 sehingga aplikasi yang membutuhkan aspect ratio tersebut tidak dijalankan dengan tampilan yang terdistorsi. Kami juga sempat melakukan uji konsumsi daya. Hasilnya, konsumsi daya maksimum tercatat sebesar 1 watt saat stand by dan 41 watt ketika menyala. Termasuk rata-rata untuk monitor sekelasnya.
Kesimpulan
Beberapa tahun lalu, masih belum banyak orang yang melirik monitor komputer LCD berukuran 20 inci ke atas. Jangankan ingin, membayangkan pun mungkin tidak. Ketika itu harganya memang masih tinggi, di luar jangkauan kantong konsumen kebanyakan. Namun, sekarang harganya sudah semakin terjangkau, demikian pula monitor Philips 221E ini. Cukup dengan mengeluarkan uang sekitar 2 juta rupiah (versi dengan HDMI), Anda sudah dapat membawa pulang monitor 21,5 inci, dengan resolusi full-HD dan konektor HDMI.
Lalu, apa keuntungan memiliki monitor selebar ini? Jelas, ukurannya yang besar, dan aspect ratio widescreen Philips 221E (16:9) akan membuat kegiatan berkomputer menjadi lebih nyaman. Berkat bidang pandang yang luas, monitor berukuran di atas 20 inci juga dapat memudahkan Anda bekerja (misalnya dengan aplikasi spreadsheet), selain juga membuat film dan game Anda menjadi lebih seru. Layar matte-nya menjadikan tampilan di layar bebas pantulan.
Pendek kata, Philips 221E cocok untuk siapapun yang tertarik dengan ukuran layar yang cukup lebar dan resolusi full-HD, baik pekerja kantoran yang serius, penyuka film, ataupun pemain game. Dua kategori pengguna yang disebutkan terakhir mungkin paling sesuai karena bisa memanfaatkan secara penuh format layar lebar, konektivitas HDMI, dan resolusi full-HD dari monitor ini.

Kelebihan: Tampilan warna cerah dan jernih, port HDMI
Kekurangan: Tombol-tombol pengtur OSD agak sulit dioperasikan
Monitor Philips 221E
Harga: Rp. 2.010.000
Produsen: Philips
Info: www.philips.com
Data Teknis:
| Aspect Ratio | 16:9 |
| Konektor | D-SUB, HDMI |
| Contrast Ratio | 25.000:1 (DCR) |
| Brightness | 300cd/ m2 |
| Resolusi Native | 1920×1080 @60 Hz |
| Refresh Rate | 5 ms |
| Pixel Pitch | 0.248 x 0.248 mm |
| Viewing Angle | 170º (H) / 160º (V), @ C/R > 10 |
| Ukuran Layar | 21,5” |














