Egyptian Food Festival: Cita Rasa Mesir di Bulan Ramadan
Egyptian food! Can you imagine that? Berapa banyak orang yang pernah mencicipi masakan khas negara yang terkenal dengan piramida dan spinx-nya tersebut? kalau masakan khas Arab, mungkin Anda (termasuk saya) sudah pernah mencicipinya. Tapi, masakah khas Mesir? Hhmm.. interesting!

Walaupun terletak di Benua Afrika, Mesir mendapatkan banyak pengaruh dari negara-negara Asia, khususnya negara-negara Arab. Walaupun tidak identik, masakan Mesir tidak jauh berbeda dengan masakan Arab: serba daging dan berminyak. Tunggu dulu, minyak yang digunakan bukanlah minyak goreng seperti yang digunakan di Indonesia. Masyarakat Mesir terbiasa menambahkan minyak zaitun di tiap masakan mereka. Hhmm, menyehatkan!
Fakta pertama yang saya ketahui adalah masyarakat Mesir memiliki kebiasaan makan yang sama dengan masyarakat Indonesia. Mereka terbiasa makan dengan berbagai macam lauk-pauk, tidak seperti adat Barat yang mengenal satu jenis makanan untuk main course mereka. Selain itu, masyarakat Mesir juga menggunakan nasi sebagai menu utama mereka. Untuk alternatif, mereka menyajikan roti maryam (yang juga merupakan makanan khas Arab) yang dapat disajikan dengan lauk berbumbu (menu utama) atau sekadar sirup/madu (camilan). Masyarakat Mesir tidak mengenal appetizer, main course, dan dessert. Makanan di luar menu utama bisa dikatakan sebagai camilan atau makanan pendukung.
Saat adzan maghrib berkumandang, kami disuguhi menu pengantar berbuka, yaitu beragam manisan dari buah kering. Menurut Chef Bassem, masyarakat Mesir biasa menjalankan ibadah puasa selama lebih dari 12 jam. Oleh karena itu, mereka membutuhkan banyak asupan gula untuk mengembalikan kondisi tubuh pasca-berpuasa. Tak heran, beberapa manisan yang saya cicipi memiliki rasa yang sangat manis. Jika di Indonesia kita mengenal kolak pisang, di Mesir, pisang pun dijadikan manisan! Totally sweet!

Setelah mencicipi beragam manisan, kami disuguhi beragam makanan pembuka layaknya appetizer. Terdapat tiga menu yang semuanya dibuat dari bahan-bahan segar yang tidak dimasak, seperti tomat, ketimun, selada merah, daun pretzel, sampai bawang putih. Seluruhnya diramu menggunakan minyak zaitun, contohnya babaganoush dan tabouleh. Ada juga yang diberi perasan jeruk lemon, seperti Fattous, yang dapat dikatakan sebagai salad khas Mesir. Rasanya cukup asam dan berminyak.













