Olympus E5: Too Little Too Late?

- Sensor Live MOS 12.3 Megapixel Live MOS (E-3: 10,1 Megapixel) dengan peredam getar pada sensor
- TruePic V+ (E-3: TruePic III)
- Layar LCD 3 inci, 920.ooo pixel, yang dapat diputar (E-3: 2,5 inci, 230.000 pixel)
- Bodi magnesium tahan debu dan hujan
- ISO 100-6400 (E-3: 100-3200)
- Pemotretan continuous sampai 5 frame per detik
- Sistem autofokus contrast-detect pada mode Live View (baru)
- Perekaman video 720p dengan encoding M-JPEG (baru)
- Picture Mode, Multiple Exposure, dan beberapa Art Filter baru
- Pengendalian wireless flash
- Dual memory card slots support untuk CompactFlash dan SD/SDHC/SDXC (E-3: CF/xD)
- Lebih banyak pilihan bracketing
- Empat slot custom setting (E-3: dua slot)
- HDMI output
Klik di sini untuk melihat press release Olympus E-5
Segala feature ini menarik, tetapi tidak cukup. Tidak mudah memang meningkatkan feature E-3 yang sudah sangat baik. Dan kamera E-5 pre-production yang sudah dicoba memang dapat dikatakan memberikan tingkat ketajaman terbaik di antara kamera 12 megapixel lainnya. Tetapi itu dia inti permasalahannya. DSLR 12 megapixel adalah produk 2 tahun lalu. E-5 adalah kamera kelas profesional, dan sudah seharusnya mendapatkan sensor resolusi tinggi kelas profesional. Saat ini, ada beberapa perusahaan advertising yang berpendapat bahwa 12 megapixel sudah tak layak diterima.
Feature perekaman video yang dimiliki E-3 juga seperti “disisipkan” setengah-setengah. Bodi magnesium E-3, yang juga dimiliki E-5, merupakan favorit fotografer outdoor. Sebagian dari mereka tentu berminat merekam video tanpa perlu takut hujan, pasir, atau salju. Tetapi E-5 seharusnya dilengkapi feature video Full HD. Dan juga dengan kompresi yang lebih canggih, seperti H.264. Jadi saat ini, kita hanya dapat melihat apakah kamera senilai Rp 16 juta ini bisa sepopuler E-3. Dugaan kami, ya, terlepas dari berbagai kekurangannya.
Galeri foto Olympus E-5


















