Buried: Aku Tidak Ingin Mati Sekarang!

Paul Conroy (Ryan Reynolds) terbangun dari pingsannya dan menyadari bahwa ia berada di sebuah tempat asing. Saat berhasil menemukan korek api, ia menyadari bahwa ia sedang berada di sebuah peti mati. Buruknya lagi, peti mati tersebut terkunci dan terkubur di bawah tanah. Ia terkubur hidup-hidup!
Paul hanyalah seorang supir berkebangsaan Amerika yang sedang melaksanakan dinas di Irak. Rombongannya diserang sekumpulan orang dan hal terakhir yang ia ingat adalah seseorang memukulnya hingga pingsan. Paul tidak tinggal diam menerima nasib buruknya tersebut. Ia berusaha menyelamatkan diri dengan menghubungi semua pihak yang bisa menolongnya melalui ponsel yang sengaja diletakkan oleh pelaku yang diyakini Paul sebagai teroris. Paul hanya memiliki waktu sekitar dua jam untuk menyampaikan kepada pemerintah Amerika bahwa teroris tersebut meminta uang tebusan sebesar 50 juta dollar. Jika tidak, Paul akan mati kehabisan oksigen. Paul pun berpacu dengan waktu, di satu sisi ia harus menenangkan diri agar tidak menghabiskan oksigen dan di sisi lain ia harus ngotot membujuk pemerintah untuk mencari dan menyelamatkannya.

Film ini mengingatkan saya dengan salah satu sutradara ternama era 1940—1970an, Alfred Hitchcock, yang terkenal dengan inovasinya dalam teknik perfilman untuk mengambil seluruh adegan hanya di satu lokasi. Sutradara Buried, Rodrigo Cortes, seperti terinspirasi dengan teknik Hitchcock tersebut. Rodrigo pun “mewarnai” konsep filmnya dengan adegan penuh ketegangan. Ia pun berani melakukan inovasi—yang menurut saya cukup berani—dengan menempatkan hanya satu pemain di sepanjang film. Hanya satu pemain dan satu lokasi adegan, sepertinya itu akan menjadi sesi menonton yang membosankan! Itulah yang ada di pikiran saya saat menyaksikan trailer film ini.
Namun, kehawatiran saya pupus saat menyaksikan film ini. Rodrigo merupakan sutradara yang cukup jenius karena ia bisa memberikan variasi adegan sehingga film dengan single actor dan single place ini dapat menahan penonton untuk tetap tinggal di kursinya hingga film berakhir. Sepertinya Rodrigo benar-benar mempelajari segala teknik yang digunakan Hitchcock dan mengaplikasikannya dengan sangat baik di film ini. Mungkin, dia akan menjadi penerus Hitchcock yang sukses!
Keunggulan film ini adalah twist-nya yang akan mengecoh Anda lebih dari dua kali. Teknik pengambilan gambarnya pun cukup brilian karena film ini menggunakan banyak pencahayaan untuk mendapatkan gambar yang dramatis. Terbukti, film ini meraih Best Screenplay-Original di ajang Nation Board of Review of Motion Pictures (NBR) Awards tahun ini. Respon positif juga diterima dari penonton di seluruh dunia, membuat film yang berbujet kurang dari dua juta dollar ini meraih pendapatan lebih dari 13 juta dollar. Jumlah tersebut masih akan bertambah karena film ini masih tayang di beberapa negara.

Satu lagi pihak yang patut dipuji adalah Ryan Reynolds yang saya yakin pasti merasa sangat bosan berada di peti tersebut sepanjang pembuatan film berlangsung. Aktor yang terkenal gemilang berperan di film komedi dan drama ini ternyata membuktikan bahwa ia dapat memerankan karakter dan genre apa pun. Paul Conroy adalah karakter favorit kedua saya setelah Andrew Paxton (The Proposal) yang diperankan Ryan.
Jika Anda pecinta film sejati, pastinya tidak akan ingin melewatkan pengalaman menyaksikan film dengan teknik yang sedikit berbeda dengan teknik pada umumnya. Happy weekend!
Tanggal rilis:
19 Desember 2010
Genre:
thriller
Durasi:
95 menit
Sutradara:
Rodrigo Cortés
Pemain:
Ryan Reynolds
Studio:
Versus Entertainment
















