Review: Sennheiser PC 360 G4ME – Headset Gaming dengan Kualitas Audiophile!
Untuk game RTS, kami memainkan game yang banyak ditandingkan di tanah air, yaitu Warcraft 3 – DoTA dan Starcraft 2. Pada game Warcraft 3 – DoTA, keterbatasan kualitas suara justru berasal dari game itu sendiri. Karena umurnya memang sudah tua, game ini tidak mampu memberikan ruang suara yang cukup baik. Oleh karena itu, headphone ini dapat dengan mudah menjalankannya dengan baik. Lalu, bagaimana dengan Starcraft 2? Game RTS yang sangat populer dan tergolong baru ini memiliki kualitas suara yang baik. Semua itu dapat dijalankan dengan baik oleh headphone ini. Detail suara yang ada di latar belakang, seperti suara hover dari SCV, bunyi las, dan ledakan di kejauhan dapat direproduksi dengan baik. Begitu juga dengan suara pertempurannya. Namun, harus kami akui game RTS sebenarnya tidak membutuhkan ketelitian suara sebanyak pemain FPS.

Nah, kini kami beranjak ke bidang game FPS, jenis game yang paling banyak ditandingkan di Indonesia. Pertama, kami menjalankan game yang paling sering ditemui gamer di pertandingan (dan game yang sudah berumur sangat tua), yaitu Counter-Strike (CS). Harus kami akui, ruang suara untuk game ini memang tidak terlalu besar. Kami dpat dengan mudah mendengarkan suara langkah kaki musuh ketika berlari di daerah sekitar kami. Batasan tembok dan pantulan suara di sebuah ruang belum menjadi variabel pada game ini. Jadi, kami dapat dengan mudah menentukan posisi musuh dari suara tembakannya dan langkah kakinya. Jadi, game ini tidak memberikan tantangan yang berat untuk headphone ini.
Lalu, bagaimana dengan game FPS yang tergolong baru? Kami mencoba memainkan game yang cukup populer dan memiliki teknologi suara yang tergolong baru, seperti Battlefield Bad Company 2, Call of Duty 4, Call of Duty Black Ops, dan Medal of Honor (2010). Pada game ini pantulan suara, gema ruangan, efek suara lingkungan, dan detail suara telah mencapai tingkat mendekati realistik. Bagaimana headphone ini mengatasi semua itu? Setelah kami memainkan berbagai mode yang ditawarkan semua game tersebut, baik Single Play dan Muti Play, headphone ini masih tetap menghasilkan suara yang detail, memiliki ruang suara yang sangat besar untuk menentukan posisi musuh dan arah tembakan, serta di saat bersamaan menampilkan kualitas suara yang tinggi. Bahkan, sempat kami berhasil menentukan arah tembakan musuh berdasarkan posisi desingan peluru dan suara hantaman peluru di tanah. Harus diakui, headphone ini mampu memberikan banyak kemenangan ketika memainkan game multiplayer online, seperti pada Call of Duty Black Ops!

Setelah kami banyak membahas mengenai kualitas suaranya, tibalah saatnya untuk membahas mengenai kualitas boom microphone yang ada pada headset ini. Arsitektur mic yang diberikan pada headset ini harus diakui sangat menarik perhatian. Ia mampu menyaring noise dari luar selain suara Anda dan menghasilkan suara yang jelas dan jernih di tengah suara pertempuran. Kami sempat mencobanya dalam beberapa game FPS dan yang paling terasa berguna adalah ketika kami memainkan mode game co-op Left4Dead 2 (mode survival).
Kami dapat dengan mudah memberitahu rekan bermain mengenai kondisi kritis dalam pertempuran yang tiada henti dan juga memberikan perintah tanpa membutuhkan suara yang kencang (teriak). Jadi, Anda dapat memberikan perintah dan melaporkan status dalam pertempuran virtual tanpa memberitahu lawan mengenai apa yang Anda bicarakan. Hal ini sangat penting dalam pertandingan game pro yang biasanya menempatkan dua tim yang bertanding di dalam satu ruangan yang sama dan komunikasi yang jelas dan cepat adalah keharusan.















