Jakarta Love Riot: Sebuah Pertunjukan Berkualitas Karya Anak Bangsa
Jakarta Love Riot bukanlah judul baru. Drama ini telah dipertunjukkan sebelumnya tahun lalu dan mendapatkan respon yang luar biasa dari para pecinta seni. Itu membuat Eky Dance Company dan Kompas Gramedia Lifestyle Division kembali bekerja sama untuk menggarap drama ini dan menyajikan sebuah pementasan yang lebih segar, lebih lucu, dan lebih menarik!

Jakarta Love Riot tahun ini kembali diselenggarakan di Gedung Kesenian Jakarta, mulai Kamis (23/2) hingga Minggu (27/2). Drama komedi musikal yang berdurasi sekitar dua jam ini diawali dengan tarian memukau yang menggunakan kostum hitam yang dipenuhi lampu. Lagu pembuka pengiring tarian berjudul “Welcome to Our World” seakan memberikan sambutan kepada penonton untuk “masuk” ke dunia “Jakarta Love Riot”.

Drama komedi musikal ini berkisah mengenai percintaan dua remaja, Totok (Ari Prajanegara) dan Nala (Felicia Chitra), yang berasal dari kelas sosial yang berbeda. Nala kerap dicemooh adiknya, Lolo (Ken Nala Amrytha), dan teman-temannya karena memacari anak tukang soto. Totok pun mengalami masa karena merasa terus diejek dan disepelekan oleh keluarga Nala. Di sisi lain, teman kecil Totok, Tatik (Takako Leen), ternyata menyimpan perasaan lebih kepadanya. Ibu Totok, Kartika (Ira Duaty), berusaha menjodohkan mereka berdua. Cinta terlarang keduanya menimbulkan perselisihan antara kedua kubu dan menyebabkan Totok berpikir ulang mengenai hubungannya dengan Nala.


Jika diperhatikan, tema dan konsep drama komedi musikal ini cukup sederhana. Namun, kesederhanaan konsep dan plot yang terdapat dalam JLR tidak menjadikan pertunjukan ini sebuah pementasan asal-asalan. Kedua sutradara JLR, Rusdy Rukmana dan Nanang Hape, menggembleng para pemainnya untuk dapat tampil maksimal, baik dari segi akting maupun tarian. Kru lainnya pun tidak mau kalah, seluruh setting, kostum, dan make-up yang digunakan dalam pementasan ini sangat detail dan benar-benar outstanding. Ini bukanlah pementasan yang dibuat hanya untuk komersialisasi. Ini adalah pementasan yang benar-benar mengedepankan kualitas, profesionalitas, dan totalitas!




Para penari Eky Dance Company memang memiliki bakat yang luar biasa. Anda bahkan akan bertanya lagi di dalam hati, “mereka itu murid sekolah tari atau sekolah akting?” Ketotalitasan yang mereka tunjukkan sangat memukau, membuat para penonton puas dengan pertunjukan malam itu. Thumbs up.
Oleh karena kekuatan pementasan ini terletak pada seni tarinya, Anda akan sangat puas menyaksikan pertunjukan tarian kontemporer. Tarian-tarian tersebut dilengkapi dengan uji kebolehan para penarinya dalam menyanyi. Ya! Nyanyian mereka sebaik tariannya!
Selain itu, Anda juga dapat menyaksikan penampilan Sarah Sechan yang selalu konyol dengan dialog-dialog mengundang tawa, Bayu Oktara yang unjuk kebolehan nge-rap, Uli Herdinansyah yang beralih profesi sebagai DJ, Ira Duaty yang ternyata sukses besar memeragakan logat Jawa, dan Arie Dagienkz yang selalu total dalam memainkan peran apa pun, termasuk peran banci. This show was totally awesome! Salah satu karya anak bangsa yang membanggakan! Semoga kita bisa memiliki lebih banyak bakat dan lebih banyak lagi karya serupa yang bisa dijadikan alternatif hiburan.

Saat pementasan usai, para penonton mendapatkan kejutan dengan sambutan dari para pemain di luar hall dan acara “traktiran soto Totok”. Dalam kesempatan ini, penonton pun berkesempatan untuk mengenal lebih dekat para pemain dan tentunya, berfoto bersama.

Oleh karena mengangkat tema ringan dan dipenuhi dengan adegan konyol, JLR menjadi sebuah pementasan yang sangat menghibur. Tidak memiliki rencana untuk akhir minggu? Anda bisa menjadikan JLR sebagai pilihan tontonan yang menghibur sekaligus berkualitas. Silahkan klik di sini untuk info lebih lengkap mengenai pementasan ini. Happy weekend!
Photos by Pramanaya Tjokronegoro













