Review J&W MINIX 890GX-USB3: Chipset High-End Dalam Kemasan Mini
Kesimpulan
Sekali lagi motherboard seri MINIX ini mengejutkan kami yang mengujinya. Kami tak menyangka bahwa dalam kemasan yang kecil ini menyimpan banyak kejutan. Kejutan pertama adalah tersedianya kemampuan nirkabel. Salah satu feature yang penting dalam sebuah HTPC. Ini memungkinkan menempatkan HTPC pada tempat-tempat yang susah dijangkau kabel. Kejutan kedua datang dalam bentuk tersedianya dua koneksi ethernet. Hal ini memungkinkan motherboard ini digunakan sebagai server data atau pun media. Kedua kejutan ini sudah cukup membuat kami mengangkat jempol terhadap motherboard ini.
Performa yang diusungnya pun tidak jauh berbeda dengan pasangannya yang menggunakan form factor ATX tetapi tentunya dengan konsumsi daya yang lebih rendah. Konsumsi yang lebih rendah dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya adalah penggunaan SODIMM. Namun, SODIMM yang cenderung memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan memori biasa membuat motherboard ini mendapatkan nilai minus dari kami.
Salah satu kekurangan lainnya adalah harga yang diusung masih bisa dibilang premium. Hal ini mengingat harga rata-rata board yang menggunakan chipset yang sama tapi dengan form factor yang berbeda lebih murah beberapa ratus ribu.
Kami cukup salut kepada J&W yang mau membuat sebuah motherboard dengan chipset kelas atas tetapi dengan form factor Mini-ITX. Ini membuat J&W tidak memiliki banyak saingan di kelas Mini-ITX.
Jika ditanya cocok untuk sistem apakah motheboard ini? kami akan menjawab untuk HTPC . Di kelas itu sistem ini tak memiliki saingan. Tapi selain itu dengan menambahkan sebuah graphic card, Anda juga akan mendapatkan sistem gaming yang cukup mumpuni.
Kelebihan
- Menyediakan koneksi jaringan yang lengkap, kabel maupun nirkabel.
- Konsumsi daya yang rendah
- Mengusung USB 3.0
Kekurangan
- Menggunakan SODIMM
- Harganya masih terbilang premium
J&W MINIX 890GX-USB3
- Distributor Indonesia : Wahana Computer
- Telepon : (021) 612 6654
- Harga : Rp. 1.470.000 (per 18 Februari 2011)

















