Nostalgame: Tales of Destiny
Game Role Playing apa yang berkesan di console PlayStation? Jumlahnya tentu saja banyak, misalnya Final Fantasy VII, Parasite Eve, Legend of Legaia, The Legend of Dragoon, Suikoden, dan Xenogears. Bahkan, bisa dibilang console yang satu ini merupakan surga bagi para gamer yang menggemari RPG karena banyaknya judul berbobot yang dirilis di dalamnya. Tales of Destiny merupakan salah satu game RPG buatan Namco yang dirilis tahun 1997 dan meninggalkan kenangan yang sangat kental di ingatan para gamer.
Apakah Anda pernah memainkannya? Bila pernah, tentu sekarang Anda termasuk salah satu fans seri RPG Tales buatan Namco yang masih muncul hingga sekarang. Apakah Anda masih ingat segala hal tentang game ini? Mari bernostalgia bersama!

Tales of Destiny langsung meninggalkan kesan yang mendalam semenjak game ini dimulai. Film pembukaan bergaya anime dengan kualitas yang bagus di masa itu membuat game ini seketika memiliki fans yang banyak. Hanya dari film pembukaan saja! Apalagi bila Anda berkesempatan untuk melihat film pembuka dari game versi Jepangnya. Di versi bahasa Jepang, ada lagu yang mengalun merdu dari band JPop terkenal saat itu bernama DEEN, dengan lagunya yang berjudul Yume de Aru You ni (artinya “seperti mimpi”). Sayangnya, di versi USA lagu tersebut diganti dengan instrumen yang tidak menarik. Memang, saat itu Amerika Serikat tidak begitu tertarik dengan lagu Jepang, tidak seperti sekarang.

Semua karakter yang dapat Anda mainkan dan temui dalam game ini dapat ditemui dalam film pembukaan tersebut. Apakah Anda masih ingat dengan semua karakter game ini? Mereka adalah Stahn Aileron, Rutee Katrea, Leon Magnus, Philia Felice, Garr Kelvin, Mary Argent, Chelsea Torn, Bruiser Khang, Karyl Sheeden, dan Lilith Aileron. Manakah di antara mereka yang paling berkesan untuk Anda? Apakah Stahn yang selalu bertindak seenaknya dan (agak) bodoh? Rutee sang Lens Hunter tomboi yang paling suka mengejek Stahn dengan sebutan “Airhead-Ron” (Airhead artinya bodoh) dan ditemani Mary yang hilang ingatan? Leon yang sok pendiam, sok jago, dan sok cool? Atau jangan-jangan Anda menyukai Philia, cewek manis berkacamata yang mampu meratakan musuh dengan magic dahsyatnya? Siapa pun pilihan Anda, semua karakter tersebut berpadu dengan apik dan menghasilkan cerita yang jempolan.

Nah, sekarang beralih ke ceritanya. Mulanya, cerita game ini hanya berkisar pada dimulainya petualangan Stahn demi menjadi petualang kawakan. Segala hal yang besar tentu harus dimulai dari langkah kecil ‘kan? Namun, kebodohan Stahn dalam memulai langkah kecil tersebut justru membuatnya melompat langsung ke jurang dan membawanya ke kisah kaliber superbesar, yaitu menyelamatkan dunia! Demi menghemat uang dan waktu, Stahn menjadi penumpang gelap di sebuah pesawat udara berbentu naga bernama Draconis. Sialnya, hari itu Draconis membawa sebuah artefak legendaris bernama Swordian, sebuah pedang hidup yang dapat berbicara dan sangat sakti! Alhasil, kapal tersebut diserang monster dan pertalian nasib membuat Stahn menjadi pemilik Swordian elemen api bernama Dymlos!



Petualangan bersama Dymlos akhirnya membawa Stahn bertemu dengan pemilik Swordian yang lain, seperti Rutee (Swordian Atwight), Leon (Swordian Chaltier), Philia (Swordian Clemente), dan Garr (Swordian Ignetos). Pertemuan tersebut membawa mereka ke dalam petualangan yang melibatkan sebuah artefak yang sangat kuat bernama Eye of Atamoni. Artefak inilah yang menyebabkan terjadinya perang besar di masa lalu yang bernama Aeth’er Wars. Perang ini pula yang menciptakan Swordian sebagai senjata untuk menangkal kekuatan Eye of Atamoni dan mengakhiri Aeth’er Wars.



Cukup mengenai ceritanya; sekarang mari beralih ke permainannya sendiri. Game ini tentu saja mengikuti pakem tradisional RPG Jepang saat itu yang menggunakan random encounter. Di sistem random encounter, pemain game tidak dapat melihat musuh yang berkeliaran di layar permainan seperti yang dapat ditemui di RPG baru masa kini. Di masa itu, Anda akan bertemu dengan musuh melalui kemungkinan acak yang dihitung dari jumlah langkah karakter. Setiap kali Anda selesai melawan sebuah encounter, game ini akan menentukan berapa langkah yang diperlukan untuk terjadinya encounter berikutnya. Anda dapat mengurangi dan menambahkan kemungkinan encounter tersebut dengan menggunakan sebuah item bernama “Scout Orb” yang harus Anda temukan di dalam permainan.

Pertempuran dalam game ini juga termasuk unik bila dibandingkan dengan game RPG Jepang lain di masa itu. Bentuk pertempuran yang disebut Linear Motion Battle System menempatkan karakter di sebuah arena pertempuran 2D yang dilihat dari samping. Jadi, bisa disamakan dengan game fighting 2D yang selalu melihat karakter yang bertarung dari samping. Pertempuran terjadi secara real time tanpa ada indikator waktu yang menentukan kapan karakter dan musuh dapat menyerang. Mirip sekali dengan game fighting. Bedanya, Anda dapat menggunakan beragam serangan magic dan special move yang menghabiskan Technical Point (TP). Beragam magic dan special move dapat di-map di kombinasi tombol arah dan tombol X. Mulanya, jumlah special yang dapat di-map sangat terbatas. Namun, setelah mendapatkan item “Combo Command”, semua special dapat dikeluarkan dengan menekan kombinasi tombol tertentu, sekali lagi mirip dengan game fighting!


Bagaimana? Apakah Anda sudah mulai dapat mengingat game ini kembali? Memainkan game ini kembali memang sangat membangkitkan kenangan yang selama ini terpendam dalam ingatan. Apalagi ketika kembali mendengar lagu battle-nya dengan nada bersemangat dan terkadang dapat berubah tergantung dari kekuatan musuh yang dilawan. Begitu juga dengan pertengkaran Stahn dan Dymlos yang sering kali mengundang gelak tawa! Sebagai tambahan, tahukan Anda bahwa game ini sempat di-remake di console PlayStation 2? Cukup banyak tambahan menarik yang dapat ditemui dalam remake tersebut. Sayangnya, game ini hanya dapat ditemui di Jepang saja! Sangat tidak adil! Oh, satu lagi; Anda ternyata dapat menemukan poster iklan Tekken 3 di kota Sheeden dan Heihachi Mishima di salah satu kota! How cool is that!


Kembali bernostalgia bersama game yang mengesankan memang menyenangkan! Seandainya game RPG Jepang terbaru bisa kembali menyisipkan cerita yang menyenangkan, dialog yang tidak melulu serius, dan tidak berusaha untuk membuat semua karakternya tampil cool seperti game ini, tentu game RPG Jepang bisa kembali membuat kesan yang dalam di hati para pemainnya. Mari berharap hal ini dapat terjadi kembali!


















