Bermain Game Sepakbola di PC Meningkatkan Agresivitas

Reading time:
May 9, 2011

Sepertinya kewaspadaan terhadap dampak game PC harus semakin ditingkatkan. Bulan lalu, seorang pria berumur 24 tahun bernama Tristan van der Vlis melemparkan tembakan membabi buta di sebuah shopping mall di Alphen aan den Rijn, 33 kilometer barat daya Kota Amsterdam. Setelah melakukan aksinya tersebut, Tristan menembak dirinya sendiri. Peristiwa tersebut memakan enam korban jiwa dan 17 orang luka-luka. Belakangan, diketahui bahwa tindakan agresif Tristan disebabkan game yang dimainkannya, Call of Duty: Modern Warfare 2.

Game PC berbau kekerasan memang mencemaskan banyak pihak karena efek yang ditimbulkannya jika dimainkan secara terus-menerus. Apalagi jika para pemainnya adalah anak-anak yang dengan mudah menyerap hal yang dialami atau dilihatnya dan mengaplikasikannya ke kehidupan nyata. Namun, tahukah Anda jika game se-sporty Winning Eleven dan game sepakbola lainnya justru menyulut reaksi agresi lebih tinggi ketimbang game yang jelas-jelas menawarkan kekerasan?

violent video game effect on players

foto: veryculture

Dua psikolog dari Universitas Huddersfield, Inggris, Dr. Simon Goodson dan Sarah Pearson, menemukan bahwa game PC sepakbola menimbulkan reaksi fisikal dan emosional yang lebih besar ketimbang game PC action yang berbau kekerasan. Penelitian yang dipresentasikan di Konferensi Tahunan Komunitas Psikologi Inggris, Rabu (4/5), tersebut meneliti respon yang terjadi di dunia nyata atas sebuah peristiwa atau masalah, akan sama dengan respon yang timbul akibat bermain video games.

Sebanyak 40 pria dan wanita dipilih secara acak untuk memainkan game kekerasan atau game sepakbola. Pengukuran dilakukan berdasarkan denyut jantung, pernafasan, dan aktivitas otak sebelum dan selama bermain. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa terjadi aktivitas yang kecil saat partisipan melakukan pembunuhan di sebuah game. Namun, saat berhasil pemain berhasil mendapatkan gol atau melakukan pelanggaran (foul), level aktivitas otak pun meningkat tajam.

video games evil

foto: nsider2

“Banyak yang mengkhawatirkan efek dari game action yang rentan dengan kekerasan di dalamnya dan kontribusi efek game tersebut di kehidupan nyata. Namun, dari penelitian ini terbukti bahwa ‘membunuh’ seseorang di sebuah video game tidaklah senyata berolahraga. Otak pun menyadari hal tersebut dan tidak akan memberikan reaksi yang sama,” ujar Dr. Goodson. “Kita semua tahu dan dapat merasakan euforia saat Inggris bermain di Piala Dunia. Perasaan kuat ini juga diproduksi saat seseorang bermain video game sepakbola.” Tambahnya, “Para pemain dapat mengidentifikasi kenyataan dan dengan mudah memunculkan emosi dan agresi lebih mudah ketimbang berada di dalam situasi yang tidak mungkin mereka temui, misalnya membunuh seseorang”. Selain pengalaman bermain sepakbola, reaksi serupa juga terjadi saat seseorang bermain game yang berhubungan dengan kegiatan menyetir dan rally liar, yang membuat pemain merasakan sensasi yang kemungkinan akan dirasakannya di kehidupan nyata.

Menurut Dr. Goodson, penelitian ini tidak terstruktur secara khusus untuk menunjukkan agresi sejenis itu dapat meluas ke kehidupan nyata. Penelitian ini juga tidak berlaku untuk mereka yang memiliki “masalah medis” yang akan bereaksi secara abnormal dalam intensitas tinggi terhadap game berbau kekerasan. “Temuan ini tidak dapat menjadi patokan bahwa konten kekerasan akan mengarah langsung ke permasalahan agresi. Sebuah penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk mengungkapkan aspek video game yang dapat menyebabkan respon agresif, “ ujar Dr. Goodson menutup presentasinya.

sumber: dailymail

Share
Load Comments

Gadget

October 19, 2025 - 0

Review Infinix GT 30: Smartphone Gaming Padahal Aslinya All-Rounder!

Ini adalah Infinix GT 30! Ya, hape ini adalah versi…
July 10, 2025 - 0

Fossil Hadirkan Dua Jam Tangan Kolaborasi Marvel Fantastic Four

Fossil mengumumkan hadrinya dua jam tangan eksklusif hasil kolaborasi Marvel…
June 18, 2025 - 0

Review “Singkat” Samsung Galaxy S25 Edge: Smartphone Pemicu Pro-Kontra! Sebaik/Seburuk Itu?

Ini hape yang memicu Pro-kontra.  Banyak orang, bahkan kami pun…
June 17, 2025 - 0

Review Amazfit Active 2 Square: Smartwatch “Kotak” yang Klasik, Canggih, dan Baterai Awet!

Kalian sedang cari smartwatch bentuk kotak yang canggih, baterai irit,…

Laptop

October 28, 2025 - 0

Review Acer Nitro V 15 (2025): Laptop RTX 5050 Ternyata Sekencang Ini!

Ini Laptop Gaming terjangkau dari Acer dengan GPU RTX 50…
October 27, 2025 - 0

Seri Mengenal Laptop Gaming – Part 3: Ini yang Bikin CPU dan GPU Laptop Gaming Lebih Kencang!

Yang namanya laptop gaming harus punya performa kencang. Apalagi kalau…
October 24, 2025 - 0

NPU Di Laptop Snapdragon: Apa Itu NPU? Apakah Laptop Snapdragon Beneran Kepake NPU-nya?

Kali ini kita akan bahas mengenai NPU atau Neural Processing…
October 22, 2025 - 0

Review Toshiba 75C350RP: Smart TV Layar Besar dengan Kualitas Memadai, Harga Merakyat!

 Toshiba 75C350RP Smart TV ini punya layar besar, 75”! Tapi,…

Gaming

November 1, 2025 - 0

Silent Hill 2 Remake Dapatkan Rating ESRB di Xbox

Gamer Xbox tampaknya akan bisa menikmati Silent Hill 2 Remake,…
November 1, 2025 - 0

Netflix Dikabarkan Berusaha Akuisisi Warner Bros Games

Demi memperluas kekuatan di industri gaming, Netflix dikabarkan tertarik untuk…
November 1, 2025 - 0

Tencent Serang Keabsahan Karakter Aloy Terkait Tuntutan Light of Motiram

Setelah Sony serang Tencent atas tuntutan terhadap Light of Motiram,…
November 1, 2025 - 0

Fortnite Hadirkan Fitur Companion Pada Mini Season The Simpsons

Setelah cukup lama ada di ranah rumor, akhirnya Epic Games…