Gaming VIP: Nobuo Uematsu

Reading time:
May 27, 2011
nobuo uematsu

Menyandang predikat sebagai seorang gamer merupakan sebuah tanggung jawab yang tidak dapat dianggap remeh. Tentu tidak akan seberat pekerjaan seorang presiden yang harus memikirkan jalannya sebuah negara, namun seorang gamer dituntut untuk memiliki pengetahuan ekstra tentang sebuah game. Kita tidak hanya membicarakan sekedar memainkan sebuah game dan menamatkannya. Namun mempelajari sedikit tentang siapa pengembang, publisher, ciri khas yang mereka bawa, desainer karakter, hingga komposer musik akan menghasilkan gambaran bermain yang lebih lengkap. Bahkan Anda dapat dengan mudah memberikan kritik jika punya data pembanding.

Untuk para gamer yang begitu mencintai dunia RPG, maka nama yang akan kita bahas ini tidak akan asing lagi. Apalagi Anda yang begitu cinta mati dengan franchise gaming terbesar milik Squaresoft (sekarang Square Enix), Final Fantasy. Game yang lahir dari tangan para jenius ini memang selalu menghadirkan pengalaman bermain yang menegangkan, sekaligus menghasilkan suasana game yang epic di dalamnya. Tidak hanya dukungan plot saja yang menghasillkan pengalaman seperti ini, namun juga tata musik dan soundtrack yang diusungnya. Untuk urusan ini, Nobuo Uematsu adalah rajanya.

Di balik tubuh mungilnya, Uematsu adalah seorang jenius di industri musik, musik game khususnya. Begitu banyak mahakarya lahir dari kreativitasnya, melekat di benak para gamer hingga saat ini. Banyak yang melihatnya sebagai musik game terbaik yang pernah diciptakan. Kemampuannya menggabungkan musik modern dan orkestra, dipadukan dengan lirik dingin yang keluar dari suara-suara indah choir boleh jadi menjadi inspirasi komposer musik game yang lain. Bersama artikel ini, mari masuki hidup salah satu orang terpenting di dunia game, Nobuo Uematsu.

Siapa itu Nobuo Uematsu?

nobuo uematsu2

Nobuo Uematsu lahir di prefektur Kochi, Jepang pada tanggal 21 Maret 1959. Ketertarikan Uematsu pada dunia musik sudah terlihat pada usia muda, ketika dia memutuskan untuk mempelajari piano atas inisiatifnya sendiri. Alasannya cukup sederhana, karena ia ingin menjadi sehebat Elton John. Pada umur 12 tahun ia mulai belajar musik secara otodidak.

Anehnya Uematsu tidak mengambil jurusan musik ketika ia lulus dari Universitas Kanagawa. Di masa pencarian jati dirinya inilah, Uematsu sedikit berubah haluan tentang apa yang ingin ia lakukan. Dari sekedar bermain musik, ia merasa lebih nyaman dan terobsesi menjadi penulis lagu. Hal inilah yang kemudian memicunya untuk terus mengirimkan berbagai sampel rekaman ke banyak jenis perusahaan. Keberhasilan pertamanya, ia memperoleh nama di salah satu stasiun radio Jepang.

squaresoft logo

Di tahun 1985, Nobuo Uematsu mendapatkan tawaran dari salah satu temannya yang bekerja di perusahaan game. Ia ditawarkan untuk mengirimkan beberapa sampel lagu untuk sebuah game yang akan mereka ciptakan. Pada tahun 1986, Uematsu bertemu dengan Hironobu Sakaguchi dan mencapai sebuah kesepakatan. Nama perusahaan itu adalah Squaresoft dan game yang mereka kerjakan bernama Final Fantasy. Dari sinilah sebuah sejarah kemudian lahir.

Sebuah Sejarah Lahir

nobuo uematsu3Bergabungnya Uematsu dengan tim Squaresoft (Square Enix) menjadi awal dari perjalanan karirnya yang sukses luar biasa. Final Fantasy yang lahir di tahun 1987 mencapai kesuksesan yang luar biasa besar, menjadikan Squaresoft sebagai perusahaan developer raksasa. Dari kesuksesan ini, Uematsu juga mendulang nama besar. Banyak gamer yang menaruh perhatian dan rasa hormat yang tinggi karena komposisi indah yang ia hadirkan di game tersebut. Setelah Squaresoft memutuskan untuk menjadi Final Fantasy sebagai sebuah franchise, Uematsu tetap dipertahankan sebagai music director. Dari setiap game Final Fantasy yang hadir, Uematsu semakin dikenal dan dipuja.

Menangani Final Fantasy 1 – 12 (dengan beberapa rekan lainnya), Nobuo Uematsu tidak dapat dipungkiri lagi memang menghasilkan berbagai karya musik yang begitu melekat di telinga para gamer RPG. Apalagi ketika Uematsu mulai menambahkan elemen etnik yang khas dan dukungan suara choir dengan lirik berbahasa Latin. Kesemuanya itu mampu menghasilkan kesan epik yang luar biasa dan membuat Final Fantasy begitu dikenang. Namun karya Uematsu dengan Square tidak terbatas hanya pada seri Final Fantasy saja. Apakah Anda menyukai musik di Chrono Trigger, Kingdom Hearts, atau Saga Series? Benar sekali, Uematsu-lah yang berada di baliknya.

nobuo uematsu1

Namun seperti kata pepatah, tidak ada pertemuan tanpa perpisahan. Kerjasama Uematsu dan Square Enix harus berakhir pada tahun 2004 karena alasan yang sepele. Uematsu tidak menyukai ide Square yang memutuskan untuk pindah kantor dari dari Meguro ke Shinjuku. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk keluar. Namun tidak serta merta hubungan keduanya menjadi buruk. Uematsu masih bekerja sebagai tenaga lepas dan seringkali terlibat dalam berbagai proyek Square Enix, di antaranya adalah Final Fantasy Advent Children. Salah satu sisi positif yang didapatkan industri game setelah keluarnya Uematsu dari Square Enix adalah bahwa kini Uematsu, bersama dengan perusahaannya sendiri – Smile Please dan Dog Ear Records kini bebas untuk digunakan oleh perusahaan game yang lain. Ini berarti ada lebih banyak lagi musik game yang akan ditangani Uematsu di depannya.

Salah satu kerjasama pertama Uematsu adalah menyusun komposisi musik untuk salah satu RPG pertama di XBOX 360 buatan Mistwalker, Lost Odyssey. Ciri khas kental dan kualitas yang seringkali kita temukan di seri Final Fantasy tercermin dengan jelas di sini. Lagu yang berjudul Roar of Departed Souls menjadi salah satu bukti yang paling nyata. Uematsu juga terlibat di judul game lain seperti Blue Dragon dan Super Smash Brawl. Uematsu hingga kini masih aktif menggelar konser bersama dengan The Black Mages (band rock yang ia awaki bersama Kenichiro Fukui dan Tsuyoshi Sekito) dan membawakan lagu-lagu Final Fantasy dalam versi aransemen ulang yang lebih keras.

Share
Load Comments

Gadget

October 19, 2025 - 0

Review Infinix GT 30: Smartphone Gaming Padahal Aslinya All-Rounder!

Ini adalah Infinix GT 30! Ya, hape ini adalah versi…
July 10, 2025 - 0

Fossil Hadirkan Dua Jam Tangan Kolaborasi Marvel Fantastic Four

Fossil mengumumkan hadrinya dua jam tangan eksklusif hasil kolaborasi Marvel…
June 18, 2025 - 0

Review “Singkat” Samsung Galaxy S25 Edge: Smartphone Pemicu Pro-Kontra! Sebaik/Seburuk Itu?

Ini hape yang memicu Pro-kontra.  Banyak orang, bahkan kami pun…
June 17, 2025 - 0

Review Amazfit Active 2 Square: Smartwatch “Kotak” yang Klasik, Canggih, dan Baterai Awet!

Kalian sedang cari smartwatch bentuk kotak yang canggih, baterai irit,…

Laptop

October 28, 2025 - 0

Review Acer Nitro V 15 (2025): Laptop RTX 5050 Ternyata Sekencang Ini!

Ini Laptop Gaming terjangkau dari Acer dengan GPU RTX 50…
October 27, 2025 - 0

Seri Mengenal Laptop Gaming – Part 3: Ini yang Bikin CPU dan GPU Laptop Gaming Lebih Kencang!

Yang namanya laptop gaming harus punya performa kencang. Apalagi kalau…
October 24, 2025 - 0

NPU Di Laptop Snapdragon: Apa Itu NPU? Apakah Laptop Snapdragon Beneran Kepake NPU-nya?

Kali ini kita akan bahas mengenai NPU atau Neural Processing…
October 22, 2025 - 0

Review Toshiba 75C350RP: Smart TV Layar Besar dengan Kualitas Memadai, Harga Merakyat!

 Toshiba 75C350RP Smart TV ini punya layar besar, 75”! Tapi,…

Gaming

October 29, 2025 - 0

Anchor, Game Indie Survival Multiplayer Yang Gabungkan Rust dan Subnautica

Pecinta game survival online kembali dimanjakan dengan Anchor, game indie…
October 29, 2025 - 0

Dragon Ball Xenoverse 2 Umumkan Future Saga Chapter 3

Dragon Ball Xenoverse 2 akan dapatkan Future Saga Chapter 3…
October 29, 2025 - 0

Amazon Gelar PHK Massal, Amazon Games & Twitch Terkena Dampaknya

Amazon kembali lakukan PHK massal yang libatkan belasan ribu karyawannya,…
October 29, 2025 - 0

Rumor: Serial Animasi Crash Bandicoot Tengah Digarap Netflix

Crash Bandicoot yang akrab dikaitkan sebagai ikon untuk PlayStation diklaim…