Google Meluncurkan Layanan Musik Berbasis Cloud
Google meluncurkan layanan musik berbasis cloud di acara Google I/O di kota San Fransisco. Pengguna dapat meng-upload koleksi musik mereka ke layanan tersebut dan memainkannya melalui perangkat apa pun, baik smartphone Android, tablet, maupun komputer. Layanan musik Google memiliki beberapa kesamaan dengan Amazon. Selain menggunakan teknologi cloud, Google juga tidak terikat dengan label musik. Dengan begitu, pengguna belum dapat membeli musik melalui Google.

Jamie Rosenberg, direktur konten digital untuk Android, mengatakan bahwa layanan Google Music Beta ini merupakan langkah awal Google dalam menyuguhkan layanan musik berbasis cloud. Mereka pun masih mengusahakan kerja sama dengan berbagai label musik untuk menyediakan feature pembelian musik dan layanan rekomendasi musik bagi pendengar.
Penyimpanan musik secara cloud mengakibatkan adanya satu kelemahan di layanan musik Google. Untuk mengakses koleksi musik yang telah di-upload membutuhkan koneksi data, yang berarti pengguna belum tentu dapat menikmati lagu-lagu tersebut di semua tempat, seperti di pesawat. Google menawarkan solusi dengan memungkinkan pengguna untuk memilih beberapa lagu yang ingin mereka mainkan secara offline. Melihat layanan musik Amazon dan iTunes Music Store yang belum dapat digunakan di Indonesia, kami hanya dapat berharap agar Google mengambil strategi yang berbeda. Apalagi jika feature pembelian musik secara online dapat diterapkan di layanan tersebut.
Di acara yang sama, Google juga mengumumkan rencananya untuk meluncurkan update sistem operasi Android terbaru, yaitu Android 3.1 yang diberi julukan Ice Cream Sandwhich. Sistem operasi ini disinyalir akan menggabungkan feature dari Gingerbread dan Honeycomb sehingga nama “Sandwhich” pun muncul. Android 3.1 Ice Cream Sandwhich akan diluncurkan pada kuartal keempat tahun ini.
Source: New York Times














