NostalGame: Suikoden II
Apa yang saya Sukai dari Suikoden II?
Ada banyak hal yang membuat saya jatuh cinta dengan Suikoden II, antara lain:
108 Karakter
Salah satu ciri yang paling mendasar dari setiap franchise Suikoden adalah jumlah yang sama untuk karakter yang bisa direkrut. Dalam Suikoden II, selain membantu mode strategi perang jauh lebih mudah, merekrut secara penuh ke-108 karakter yang ada juga secara langsung akan memengaruhi ending dan plot yang berkembang nantinya. Oleh karena itu, menjadi sesuatu yang krusial untuk mendapatkan semua karakter itu walaupun belum tentu berguna di dalam pertarungan. Namun, bagaimana caranya menemukan dan mengajak setiap dari mereka untuk bergabung? Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kita tidak hanya perlu berbicara dengan mereka dan memilih beberapa pilihan percakapan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan merekrut setiap dari mereka. Beberapa bergabung lewat cerita, yang lain membutuhkan tanding judi, lari, membawa karakter tertentu, uang, event, hingga lomba memasak. Saya sampai membutuhkan walkthrough untuk mendapatkan semua 108 karakter yang ada. And it’s worth it!
Duel dan Strategy-Battle
Ada dua mode yang cukup unik selama ketika memainkan Suikoden II, yakni Duel dan Strategy Battle. Di dalam Duel, kita diharuskan bertarung satu lawan satu dengan sistem tiga perintah yang sederhana layaknya permainan batu-gunting-kertas. Ada Wild Attack yang mengalahkan Attack, Attack yang mengalahkan Defense, dan Defense yang mengalahkan Wild Attack. Pihak yang pertama kali memiliki bar HP yang kosong dianggap kalah. Di dalam mode Duel, biasanya lawan akan memiliki pola tertentu yang mudah terbaca. Oleh karena itu, observasi akan menjadi kunci kemenangan.

Yang kedua adalah Strategy Battle yang mampu menangkap atmosfer perang yang sesungguhnya. Anda diharuskan mengendalikan pasukan layaknya sebuah game RPG. Setiap pasukan akan diisi oleh kurang lebih 3 karakter yang berhasil kita rekrut. Setiap karakter akan menghasilkan keuntungan dan skill yang unik. Kemenangan ditentukan dari kondisi pertarungan yang harus dicapai.
Memasukkan kedua mode ini ke dalam sebuah game RPG benar-benar merupakan sebuah langkah yang jenius. Bagaimana tidak? Jika saja Konami memutuskan bahwa Suikoden II harus mengusung sistem pertarungan ala RPG konvensional dari awal hingga akhir pertarungan, saya tidak akan pernah jatuh cinta dengannya.
Plot
Plot Suikoden II memang harus diakui salah satu yang terbaik. Mengusung hal yang menarik seperti persahabatan, game ini berhasil membalutnya ke dalam bungkusan politik, pengkhianatan, perang, dan kesetiaan yang benar-benar menarik hati. Apalagi Konami membuat karakter utama kita menjadi pemimpin yang benar-benar disegani dan bijaksana. Benar-benar membuat para gamer yang memainkannya merasakan atmosfer kharismatik yang unik.
Pilika
Pilika adalah salah satu karakter yang membuat sisi emosional Suikoden II tampak sangat terasa. Sebagai anak perempuan yang tumbuh di keluarga yang mencintainya, Pilika tampak begitu manis dan ceria. Namun, serangan kejam Luca Blight ke Toto Village membuat Pilika menjadi yatim piatu. Ia harus melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kedua orang tuanya dibantai dengan kejam. Pilika kemudian ikut dengan gerombolan Viktor dan Flik, dan membangun kedekatan emosional denga Jowy. Ketika Jowy memutuskan untuk mengambil peran yang bertolak belakang dengan pilihan karakter utama kita, Pilika memutuskan untuk ikut dengannya. Ada yang masih ingat bagaimana ia dengan setia menunggu kepulangan Jowy di pintu gerbang setiap sore? Tanpa Pilika, Suikoden II tidak akan menghasilkan kesan yang mendalam.





















