Review Duke Nukem Forever: Penantian 14 Tahun yang Sia-sia!

Duke Nukem adalah franchise yang mampu mencapai kesuksesan luar biasa di masa lampau. Dengan mengusung desain karakter super-maskulin dan lelucon konyol yang keluar dari mulutnya, Duke Nukem mampu merebut hati para gamer dengan mudah. Apalagi berbagai aksi membasmi alien mampu ditampilkan dengan apik. Namun apa daya, kelanjutan franchise yang seharusnya mampu menjadi hit besar di industri game tersebut malah justru harus berakhir buruk. Terkatung-katung selama kurang lebih 14 tahun.
Duke Nukem Forever sebenarnya sudah diumumkan sejak tahun 1997 silam, setelah kesuksesan Duke Nukem 3D. Namun berbagai masalah yang menimpanya, dari yang bersifat teknis seperti penggunaan engine grafis tanpa izin hingga masalah politik dan ekonomi yang berwujud perang antar elite di masing-masing perusahaan developer, membuat nasib game ini semakin tidak jelas. Hingga pada tahun 2010 silam, Gearbox Software yang terkenal lewat game Borderlands-nya memutuskan untuk membeli franchise ini. Gearbox kemudian memutuskan untuk meneruskan Duke Nukem Forever setelah kevakuman lebih dari 10 tahun. Penny Arcade Expo menjadi ajang demo gameplay pertama. Semua gamer menantikannya.
Tahun 2011 menjadi ajang pembuktian yang sesungguhnya. Setelah menanti kurang lebih 14 tahun dan sempat mengalami beberapa penundaan, Duke Nukem Forever akhirnya dirilis secara resmi untuk PC, XBOX 360, dan Playstation 3. Saya sempat memberikan kepada Anda preview, impresi pertama yang dirasakan ketika memainkan game ini. Setelah memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikannya, apakah Duke Nukem Forever benar-benar mampu membawa nafas Duke kembali ke industri game? Jangan banyak berharap.
Plot

Duke Nukem Forever merupakan sekuel langsung dari Duke Nukem 3D, memiliki setting 12 tahun setelahnya. Duke kini bertransformasi menjadi sebuah ikon dunia, yang berhasil di berbagai bidang usaha, dari makanan, kasino, hingga klub malam. Ia menjadi manusia yang paling dipuja karena tindakan heroik yang ditunjukkannya 12 tahun lalu, mengusir para alien dari dunia. Dengan kondisi yang tak jauh berbeda, para alien yang sama kini memutuskan untuk menyerang bumi kembali. Harapan manusia untuk bertahan hidup, sekali lagi, berada di pundak pahlawan maskulin dengan ego super besar ini. Apakah Duke tertarik untuk menyelamatkan dunia? Tentu saja, bukan untuk manusia, semata karena wanita.

Misi yang harus dilakukan oleh Duke tampak linear sejak awal permainan. Anda diharuskan untuk menghancurkan bendungan yang kini bertransformasi menjadi sebuah portal bagi alien. Untuk mencapai daerah tersebut, Duke harus berhadapan dengan ratusan alien yang siap menghadang. Anda akan menemukan alien-alien berukuran normal, besar, raksasa, hingga sebuah mothership sebesar kota. Untung saja game ini menyediakan beragam senjata berat yang kebetulan mudah didapatkan dengan peluru yang tidak menyulitkan para gamer. Dengan plot yang sederhana ini, sebuah perjalanan besar kembalinya salah satu ikon paling terkenal di dunia game, dimulai.
The Duke is Back!

Sebelum membicarakan hal-hal teknis yang terkait dengan kenyamanan Anda bermain, harus diakui bahwa Gearbox Software mampu menghidupkan kembali karakter Duke ke industri game. Harap dicatat, hanya karakternya saja. Anda masih akan menemukan Duke yang penuh dengan guyonan dan celotehan-celotehan “nakal”nya yang menggelitik. Gearbox mampu meramunya ke dalam tema yang sedikit dangkal, namun cukup membuat Anda tersenyum kecil. Sayangnya Duke lebih dicitrakan sebagai karakter yang mata keranjang. Semua komentar yang ia berikan ketika bertemu dengan beberapa alien yang menjijikkan terkadang terdengar sangat berlebihan. Bahkan Gearbox memasukkan beberapa elemen yang seharusnya tidak pernah dihadirkan, seperti apa yang mampu dilakukan Duke di toilet (Anda harus mencoba sendiri, ini sulit dijelaskan).

Suara berat Duke yang Anda kenal dengan intonasinya yang arogan namun sekaligus memorable tetap dihadirkan di sini. Mulutnya yang cerewet itu membuat suasana permainan sedikitnya jauh lebih hidup. Duke yang menjadi fokus permainan setidaknya membuat game ini sedikit lebih baik dari yang seharusnya.Tanpa guyonannya, game ini adalah sebuah kegagalan besar. Apalagi guyonan-guyonan yang berhubungan dengan franchise game lain.
Seperti Sebuah Game yang Belum Selesai Dikerjakan
Setiap game yang Anda mainkan tentu saja akan menghasilkan impresi pertama yang biasanya didapatkan dari keseriusan penggarapan visualisasi yang ada. Walaupun bukan elemen yang terpenting, namun kualitas grafis setidaknya harus memenuhi standar masa kini. Dalam balutan high-definition yang kini membumi, detail lingkungan menjadi hal yang harus diperhatikan. Apalagi visualisasi karakter yang dihadirkan. Apakah Duke Nukem Forever memenuhi nilai standar untuk kesemuanya itu? Sayangnya tidak.


Empat belas tahun pengerjaan yang dilakukan terhadap franchise ini tampaknya belum cukup untuk menghasilkan kualitas grafis paling maksimal. Hal yang berkebalikan justru terjadi. Duke Nukem Forever tampil dengan kualitas grafis yang buruk, detail yang sangat rendah, bahkan pergerakan dan desain karakter yang tidak dapat dibilang baik. Anda seperti sedang memainkan sebuah game Playstation 2 atau XBOX generasi pertama dengan grafis yang sedikit lebih baik. Game-game ini tidak mampu memunculkan detail yang baik, bahkan terkadang tampak seperti sebuah gambar dua dimensi yang hanya tertempel begitu saja. Visualisasi seperti ini tentu saja ikut berperan dalam membentuk kenyamanan Anda bermain. Jika Anda melihat visualisasi air di dalam game ini, Anda akan mengerti. Kualitas yang dihasilkan mengingatkan saya pada Homefront yang mengecewakan.

Duke Nukem Forever harus diakui tampak seperti mengusung engine grafis dari tahun 1990-an dengan sedikit saja perbaikan. Memang ada elemen PhysX di dalamnya. Berbagai benda di dalam game dapat hancur karena bombardir peluru yang ada, namun visualisasi yang ada membuatnya tidak maksimal. Salah satu alasan utama mengapa game ini tampak seperti game yang belum selesai adalah desain lingkungan yang “miskin”. Sebagai contoh, daerah padang pasir yang akan Anda lalui di pertengahan permainan. Anda akan menemukan banyak rumah besar yang semuanya hanya berisi alat pemanas dan gulungan tali dengan space yang kosong melompong. Level seperti inilah yang akan Anda hadapi di sepanjang permainan. Hampa.
















