Arthur 3: The War of the Two Worlds

Siapa di antara Anda yang mengikuti petualangan Arthur bersama para minimoys? Petualangan pertama Arthur dimulai tahun 2006 di film Arthur and the Invisibles saat ia pertama kali bersentuhan dengan dunia minimoys dan bertemu dengan kakeknya, Archibald, untuk pertama kalinya. Tahun 2009, di sekuel Arthur and the Revenge of Maltazard, Arthur kembali berpetualang ke dunia minimoys saat menerima pesan SOS dari para minimoys yang ternyata sebuah jebakan yang dibuat oleh Matazard agar ia dapat masuk ke dunia Arthur dan menguasainya. Nah, bagaimana kelanjutannya?

Di sekuel ketiga, Arthur: The War of the Two World, Arthur, yang di film sebelumnya diceritakan tidak bisa kembali ke dunianya karena “gerbang”nya tertutup, harus mencari cara untuk kembali dan melawan Maltazard yang telah berubah ukuran menjadi setinggi 7 kaki. Bersama Putri Selena dan Betameche, ia mencari cara untuk sampai ke dunia manusia dan menghalangi usaha Maltazard untuk menguasai dunia manusia tepat pada waktunya.

Mungkinkah tiga minimoys setinggi 2 mm berhasil melawan Maltazard yang telah memiliki ukuran normal? You better find out by yourself…

Arthur 3: A Good Closing?

Di dua film sebelumnya, para penonton sudah jelas disuguhkan film yang memang direncanakan untuk dilanjutkan kisahnya di film selanjutnya. Di film ketiga ini, Luc Besson, sutradara dan sekaligus penulis buku seri petualangan Arthur, menyajikan ending yang sangat tipikal dengan film-film Arthur sebelumnya.

Okay, let’s not talk about the ending. Salah satu hal yang sangat menarik saya adalah kualitas animasi yang menggambarkan keseluruhan cerita petualangan Arthur. Tahun 2006, saat film pertama petualangan Arthur dibuat, film tersebut berhasil menjadi film dengan biaya produksi terbesar  sepanjang tahun (€65.000.000)—yang kemudian akhirnya dikalahkan oleh Asterix at the Olympic Games (€78.000.000). Nah, film ketiga ini juga dikabarkan menghabiskan dana dengan jumlah yang hampir sama. Hasilnya, brilian! Para minimoys dengan bentuk unik tersebut tampak begitu nyata dan saya nyaris meyakini bahwa mereka benar-benar hidup di pekarangan rumah saya!

Di film ketiga ini, tidak ada karakter baru yang muncul. Semua karakter lama yang ada di dua film sebelumnya kembali muncul dengan porsinya masing-masing. Jika Anda bukan penonton setia serial Arthur, tidak perlu takut tidak dapat mengikuti keseluruhan cerita karena tidak mengenal tiap karakter dan jalan ceritanya. Tidak seperti seri Harry Potter yang dibuat sangat terikat dengan film-film sebelumnya—dan tidak dilengkapi penjelasan ulang mengenai peristiwa yang telah terjadi di film sebelumnya, seri Arthur kali ini diawali dengan penceritaan kembali mengenai asal-usul Arthur, kaum minimoys, dan petualangan-petualangan Arthur sebelumnya. Keputusan ini saya anggap sebagai keputusan yang brilian. Luc Besson benar-benar mempertimbangkan para penonton yang memang belum pernah membaca novel dan film-film Arthur sebelumnya.

Tantangan seorang sutradara saat membuat film animasi adalah membuatnya menjadi layak tonton untuk semua umur. Banyak film animasi yang berhasil “merangkul” penonton dari segala usia dan ada pula yang membuatnya terlalu dangkal (membuat orang dewasa yang menyaksikannya merasa “kurang tertantang” dan “tidak greget”) atau bahkan terlalu kompleks (kisah dan alurnya terlalu berat untuk dicerna pikiran anak-anak). Film-film seri Arthur dibuat dengan porsi yang pas: petualangan yang menarik—bahkan saat disaksikan oleh orang dewasa, kualitas animasi yang sangat prima, dan tak lupa amanat tersirat yang disisipkan di beberapa adegan untuk memberikan pelajaran berharga bagi penonton anak.

Tanggal rilis:
13 Oktober 2010 (Prancis)
1 Juli 2011 (Indonesia)
Genre:
animasi
Durasi:
101 menit
Sutradara:
Luc Besson
Pemain:
Freddie Highmore, Selena Gomez, Mia Farrow, Jimmy Fallon, Iggy Pop, Robert Stanton, Lou Reed, Penny Balfour
Studio:
Europa Corp