Memindai Situs Bersejarah dengan Faro Focus 3D

Siapa yang tak ingat gempa dahsyat yang melanda Jogjakarta di 2006 lalu? Pada saat itu, salah satu bangunan yang terkena dampak adalah Candi Prambanan. Segera sesudahnya, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) langsung memutuskan untuk merestorasi peninggalan sejarah yang rusak parah tersebut. Sampai kini, 5 tahun kemudian, restorasi tersebut masih berlangsung.

Jika saja pada saat itu BP3 sudah menggunakan Faro Focus 3D, proses restorasi mungkin dapat berjalan jauh lebih cepat. Menggunakan teknologi Stationary Terrestrial Laser Scanning (STLS), Faro Focus 3D dapat memindai seluruh situs dalam beberapa hari saja dan menghasilkan model 3 dimensi yang akurat. Jika ada musibah yang terjadi, seperti kerusakan akibat gempa, Anda hanya perlu memindai ulang dan membandingkan hasil pindaian yang baru dengan yang lama. Area-area yang berubah akan otomatis muncul.
“Teknologi ini cukup umum digunakan di luar negeri, seperti saat pemerintah Italia merestorasi Menara Pisa,’ tutur Gatot Priyo Laksono (CAD & Survey System Division Manager, PT. Datascrip) saat mengenalkan Faro Focus 3D di Jakarta kemarin (19/7/2011).

Gatot Laksono mengatakan, Faro Focus 3D adalah alat ukur STLS untuk mengukur dan dokumentasi 3 dimensi terkecil dan teringan di kelasnya. Dengan bobot hanya 5 kilogram, alat ini sangat mudah untuk dibawa dan digunakan oleh satu orang surveyor. Oleh karena itu, aplikasi penggunaannya dapat dibilang tak terbatas. “Beragam aplikasi dapat dimanfaatkan dengan Focus3D, antara lain Survei Sipil & Arsitektur, Mining, Oil & Gas, Piping & Tunneling, Dokumentasi Benda Purbakala, Forensik dan olah TKP,” jelas Gatot Priyo Laksono.

Bernard Chou, Distribution Manager Faro SEA Region, menambahkan, alat ini dapat digunakan untuk mengukur obyek dengan radius hingga 120 meter, dengan ketelitian 2 milimeter dan point cloud hingga 976.000 titik per detik, dilengkapi dengan kamera 70 megapixels serta memori 32GB. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Faro Focus 3D memiliki akurasi yang lebih tinggi, waktu pemindaian lebih cepat, dan kemudahan penggunaan yang lebih baik dibandingkan produk lain yang serupa.
Yang paling menarik, Faro Focus ditawarkan di Indonesia dengan harga hanya setengahnya produk serupa. Produk terestrial 3D laser scanner umumnya dipasarkan dengan harga US$150.000-200.000, tetapi Faro Focus 3D ditawarkan dengan harga “hanya” US$94.500, atau setara Rp800 juta. “Pihak kami menargetkan penjualan sebanyak 4 unit di Kaltim, untuk periode semester kedua tahun 2011 ini,” lanjut Bernard.
















