Perusahaan Khawatirkan Spionase dalam Industri
Symantec hari ini memaparkan hasil penelitian mereka yang tercantum dalam laporan State of Security 2011. Dalam laporan tersebut terungkap upaya-upaya keamanan cyber dalam organisasi atau perusahaan dengan berbagai skala. Acara ini dipandu oleh Raymond Goh, Regional Technical Director, Systems Engineering, Asia South Region Symantec.
Penelitian State of Security Survey 2011 dilakukan oleh sebuah tim independen, Applied Research. Penelitian ini dilakukan dari April hingga Mei 2011. Di Indonesia sendiri, survei ini dilakukan terhadap 100 perusahaan, baik enterprise maupun SME.
Awalnya, setiap responden ditanya mengenai resiko bisnis terbesar menurut mereka. Ternyata bukan terorisme ataupun bencana alam yang lebih dikhawatirkan oleh mereka, tetapi serangan dari dunia cyber!
Spionase industri tetap menjadi kekhawatiran utama perusahaan. Mereka khawatir kalau perusahaan lain berusaha mencuri data penting melalui serangan cyber. Total terdapat 45% responden yang khawatir akan masalah ini.
Jenis serangan apa saja yang paling banyak menyerang perusahaan? Di posisi tertinggi, dengan total 30%, ada serangan program jahat atau lebih disebut dengan istilah Malicious software. Di tempat kedua, ada social engineering. Media sosial yang terus berkembang membuatnya semakin mudah untuk diserang. Total ada 24% responden yang mengaku sering mengalami serangan dari media tersebut.
Symantec sendiri merekomendasi beberapa hal agar perusahaan tetap dapat bertahan dari serangan cyber tersebut. Perusahaan harus mengembangkan dan menegakkan kebijakan atau peraturan dalam bidang TI. Semua karyawan harus patuh terhadap peraturan tersebut agar keamanan dapat tetap terjaga. Administrator TI juga diharapkan mampu melindungi setiap infrastruktur mereka dengan mengamankan semua endpoint. Perlindungan terhadap informasi juga sangat disarankan oleh Symantec.















