Kodak Jualan Asset Demi Kelangsungan Hidup Perusahaan
Peralihan teknologi analog menjadi digital telah merugikan sejumlah perusahaan. Termasuk perusahaan-perusahaan di industri fotografi yang banyak berkontribusi dalam mengembangkan kamera dan roll film seperti Kodak. Dengan pesatnya perkembangan jajaran kamera digital—baik kamera saku, prosumer, maupun DSLR, penggunaan roll film pun semakin ditinggalkan. Produk kamera yang dijual di pasaran pun kini dikuasai oleh Canon, Nikon, dan Panasonic, dengan nama Kodak yang semakin jarang terdengar ataupun dicari oleh pelanggan.

Kehilangan pasar dan penurunan pendapatan mendesak Kodak untuk menjual sejumlah materi bisnisnya seperti hak paten proyektor yang telah dijual ke IMAX Oktober lalu. Kesepakatan ini menghasilkan USD 10 juta bagi Kodak, ditambah dengan biaya royalti untuk beberapa tahun mendatang. Ini merupakan bagian dari rencana penggalangan dana sebesar USD 250 – 300 juta yang akan digunakan untuk membayar hutang perusahaan tersebut. Tidak sampai di situ saja, bulan ini Kodak kembali menjual salah satu materi bisnisnya demi memastikan kelangsungan hidup mereka di tahun-tahun mendatang.
Kodak mengumumkan akan menjual solusi sensor gambar mereka ke Platinum Equity dengan total biaya yang masih dirahasiakan. Perusahaan fotografi asal Amerika Serikat tersebut mengonfirmasi kesepakatan yang telah dicapai dengan Platinum Equity dan memastikan bahwa Kodak masih memiliki akses untuk menggunakan teknologi sensor gambar tersebut. Teknologi ini dapat diaplikasikan dalam berbagai perangkat, seperti digital radiografi, fotografi studio, pengawasan lalu lintas, dan earth imaging satellite. Apakah ini akan menjadi asset terakhir yang dijual oleh Kodak?














