Review Sony Ericsson Xperia Neo: Smartphone Android Murah untuk Kelasnya
Benchmark
Kami menggunakan delapan buah aplikasi benchmark dan sebuah benchmark untuk browser. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui seberapa baik hardware yang dimiliki sebuah smartphone atau tablet. Walaupun begitu, hasil benchmark belum tentu menandakan kencang atau tidaknya performa keseluruhan. Hal tersebut bergantung kepada tingkat optimalisasi produsen dari segi software terhadap hardware-nya.
Saat tablet atau smartphone teroptimalisasi dengan benar, seharusnya kinerja berbanding lurus dengan hasil benchmark tersebut. Aplikasi benchmark yang kami gunakan dapat diunduh secara gratis. Di pengujian kali ini dan seterusnya, kami akan menggunakan aplikasi benchmark yang dapat dipakai semua orang, termasuk menurunkan tipe Quadrant dari Advanced ke Standard. Untuk Benchmark suite penggantinya, kami menggunakan AnTuTu Benchmark yang juga dapat diunduh secara gratis di Android Market. Sebagai pembanding, kami menghadirkan Sony Ericsson Xperia Ray dan Arc S.
FPS Benchmarks

Kami menggunakan aplikasi benchmarking NeoCore dan GEARS. NeoCore merupakan aplikasi benchmark game yang menggunakan engine game dari Qualcomm. GEARS sendiri digunakan untuk menguji kemampuan OpenGL ES 1.0 dan 2.0 dari sebuah graphics processor.
Nenamark 1 dan 2

Nenamark pertama dan kedua merupakan salah satu benchmark yang menguji kinerja OpenGL ES 2.0 sebuah smartphone. Perbedaan kedua benchmark tersebut terdapat pada jumlah penggambaran segitiga, di mana pada Nenamark 2 lebih banyak sehingga hasilnya lebih berat. Engine Nenamark ini juga dipakai pada game buatan mereka sendiri yang bertemakan Pinball.
LinPack Benchmark

LinPack merupakan benchmark untuk mengukur kinerja sebuah perangkat dalam menghitung floating point. Hasilnya dalam bentuk nilai operasi floating point per detik atau MFLOPS (Million Floating Point Per Second). Semakin tinggi nilainya, semakin baik.
Quadrant Standard

Aplikasi gratis yang satu ini menghitung nilai dari CPU, I/O, dan GPU dengan menggunakan engine software tersendiri. Semakin tinggi nilainya, semakin baik. Di versi standar yang dapat dipakai oleh semua orang ini, perolehan yang didapat hanyalah nilai totalnya.
Benchmark Pi

Benchmark PI bertujuan untuk mengetahui seberapa baik sebuah prosesor menghitung kalkulasi Pi. Hasilnya dalam bentuk milidetik, yang berarti semakin kecil hasilnya, akan semakin baik.
PeaceKeeper

Peacekeeper merupakan sebuah benchmark gratis yang disediakan oleh Futuremark. Pengujian yang dilakukan sebagian besar adalah untuk menguji sistem dalam bernavigasi, terutama dalam akses HTML5.
AnTuTu Benchmark


AnTuTu Benchmark merupakan sebuah benchmark suite yang menguji RAM, CPU, GPU, serta Storage yang ada, termasuk SD Card bawaan. Perhitungan total nilainya cukup mudah, yaitu dengan menjumlahkan nilai perolehan dari tiap detail. Karena tidak semua smartphone Android memberikan SD Card sebagai bonus perlengkapan, kami menghadirkan dua nilai akhir yang dapat Anda jadikan patokan.
Kesimpulan
Murah? Tentu saja! Dengan harga yang ditawarkan oleh Sony Ericsson pada Xperia Neo ini, yaitu pada harga Rp2.999.000, Anda sudah akan mendapatkan feature berlimpah seperti kamera 8 Megapiksel autofokus, tampilan layar cemerlang Mobile Bravia Engine, microHDMI, dan dukungan sampai Android Ice Cream sandwich. Feature seperti ini biasanya didapat pada smartphone dengan harga di atas 3 juta.
Kinerja yang ditawarkan memang kencang untuk saat ini. Akan tetapi, smartphone ini, dalam sebagian pengujian, memang masih sedikit di bawah beberapa jajaran Sony Ericsson Xperia terbaru lainnya seperti Play dan Ray. Walaupun begitu, untuk pemakaian sehari-hari seperti bekerja dan bermain, kinerja Xperia Neo sudah lebih dari cukup. Apabila Anda tergolong tukang ‘oprek’ beragam ROM dan bahkan overclockin kernel pun sudah siap menanti untuk Xperia Neo. Jadi, meski agak rumit, setidaknya Neo masih bisa ditingkatkan performanya, bukan?
Dengan harga yang murah untuk kelasnya dan feature kelas atas, smartphone Android ini memang hadir sebagai salah satu pilihan terbaik. Anda yang memiliki jari besar pun dapat memilih Xperia Neo karena layar 3,7 inci-nya yang cukup besar tidak akan mengganggu saat melakukan pengetikan. Singkatnya, Sony Ericsson Xperia Neo adalah salah satu pilihan cerdas untuk memperoleh pengalaman penuh menggunakan smartphone Android moderen dengan harga yang relatif murah.
Kelebihan:
+ Mobile Bravia Engine
+ Kamera 8 Megapiksel
+ Responsif
+ Layar relatif besar untuk harganya
+ microHDMI
+ Harga yang murah untuk kelas prosesor dan kelengkapannya
Kekurangan:
– Dibanding Xperia lainnya, kinerjanya sedikit tertinggal
– Untuk mengaktifkan kamera, tombol khusus kamera harus ditekan agak dalam (dan lama)
Data Teknis
| Prosesor | Qualcomm MSM8255 dengan CPU Scorpion 1 GHz dan GPU Adreno 205 | 
| Format Video | H.264, MPEG4, WMV, AVI | 
| Format Audio | MP3, MP4, WMA, AAC, AAC+, WAV, MIDI, OGG | 
| Format Gambar | JPG, BMP, PNG | 
| Layar | Capacitive 3,7 inci dengan resolusi 480 x 854 | 
| Kamera | 8 MP AutoFocus dan VGA untuk depan | 
| Interface | MicroUSB, microHDMI | 
| Koneksi nirkabel | Wi-Fi (802.11 b/g/n), Bluetooth 2.1 EDR | 
| Dimensi dan Bobot | 116 x 57 x 13 mm / 126 gram | 
| Daya Tahan Baterai | 476 Menit | 
| Produsen | Sony Ericsson | 
| Website | http://www.sonyericsson.com | 
| Harga | Rp2.999.000 | 

                                                                                        

										
										
										
										
										

												







