The Thing: Pertarungan Hidup-Mati di Tengah Dinginnya Antartika

Reading time:
January 25, 2012
The Thing

Jika Anda berpikir bahwa The Thing merupakan remake dari film garapan John Carpenter dengan judul yang sama, Anda salah besar! Film yang dirilis pada tahun 2011 ini merupakan prekuel dari film adaptasi novel Who Goes There? karya John W. Campbell Jr. yang digarap oleh Carpenter pada tahun 1982 silam. Kali ini, sutradara yang ditunjuk untuk menangani proyek ini adalah Matthijs van Heijningen. Apakah sutradara asal Belanda ini dapat menyamai kelihaian Carpenter dalam menggarap film horor?

Film prekuel The Thing mengambil setting di tahun 1982 saat sekelompok peneliti asal Norwegia menemukan sebuah pesawat luar angkasa di tengah Antartika. Dr. Sander Halvorson dan asistennya, Adam Finch, merekrut seorang paleontolog bernama Kate Lloyd untuk membantu mereka menginvestigasi pesawat tersebut. Namun, ternyata bukan hanya pesawat yang mereka temukan, melainkan sesosok alien yang terkubur di dalam es. Tim peneliti tersebut akhirnya berhasil membawa bongkahan es berisi alien tersebut dan mengambil sampel jaringan. Melihat kesuksesan ini, mereka pun mulai berpesta. Di saat yang sama, Derek, co-pilot yang membawa Sander, Kate, dan Adam ke Antartika, menyaksikan alien yang mereka bawa bangkit dan melarikan diri. Pesta darah pun dimulai!

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa industri perfilman Barat lebih menyenangi kombinasi pembunuhan, darah, dan monster dibanding hantu atau makhluk halus yang menghiasi film-film horor dari Timur. Saya pun tidak begitu menyukai film-film horor Hollywood. Biasanya, film Hollywood hanya bersadar kepada adegan-adegan yang sadis dan instrumen musik yang menegangkan untuk menakut-nakuti penonton. Namun, ada sesuatu yang berbeda dengan film yang satu ini.

thething2011

Kembalinya Sang Ratu Jeritan!

Sekitar sepuluh menit berlalu dan film ini berhasil membuat saya berteriak (dalam hati), “MARY ELIZABETH WINSTEAD!” Aktris cantik yang menghiasi film Live Free or Die Hard dan Scott Pilgrim vs. the World akhirnya kembali mengambil peran dalam film horor. Akting dan ekspresi ketakutan yang dibawanya dalam film Final Destination 3 dan sejumlah film horor lainnya hadir kembali dalam karakter paleontolog Kate Lloyd. Melihat aktris berusia 27 tahun ini beraksi di The Thing, membuat saya semakin tidak sabar melihat penampilannya dalam Abraham Lincoln: Vampire Hunter.

mary elizabeth winstead plays as kate lloyd

Di luar kehadiran Winstead, kekuatan film horor terletak di suasana menegangkan dan adegan-adegan yang membuat jantung penonton melompat. Sayangnya, dosis yang disuguhkan dalam The Thing sangat kecil. Adegan-adegan yang membuat penonton merasa ­deg-degan hanya terasa di awal-awal film saja. Ketika sang alien sudah mulai menampakkan wujudnya, serta aksi penuh darah dan jeritan dimulai, ketegangan itu pun berangsur surut dan digantikan dengan perasaan jijik. Wujud alien yang digambarkan dengan CGI terlihat sangat menjijikan sekaligus mengerikan, apalagi diperlihatkan sejumlah tentakel panjang yang mampu menyerang para karakter dari jarak jauh.

Satu lagi yang membuat film ini berbeda dari film monster lainnya adalah kemampuan sang alien untuk meniru penampilan manusia yang dimangsanya. Hal ini menciptakan konflik di antara para karakter yang mulai kehilangan kepercayaan terhadap satu sama lain. Misteri dan paranoia yang disuguhkan, ditambah dengan aksi penuh darah dan api, menjadikan The Thing film horor yang menarik. Apalagi bagi mereka yang pernah menonton The Thing versi 1982.

thething20114

Tanggal rilis:
14 Oktober 2011

Genre:
Horor, Sci-Fi

Durasi:
103 menit

Sutradara:
Matthijs van Heijningen

Pemeran:
Mary Elizabeth Winstead, Joel Edgerton, Eric Olsen, Ulrich Thomsen, Adewale Akinnuoye-Agbaje

Studio:
Universal Pictures

Share
Load Comments

Gadget

October 19, 2025 - 0

Review Infinix GT 30: Smartphone Gaming Padahal Aslinya All-Rounder!

Ini adalah Infinix GT 30! Ya, hape ini adalah versi…
July 10, 2025 - 0

Fossil Hadirkan Dua Jam Tangan Kolaborasi Marvel Fantastic Four

Fossil mengumumkan hadrinya dua jam tangan eksklusif hasil kolaborasi Marvel…
June 18, 2025 - 0

Review “Singkat” Samsung Galaxy S25 Edge: Smartphone Pemicu Pro-Kontra! Sebaik/Seburuk Itu?

Ini hape yang memicu Pro-kontra.  Banyak orang, bahkan kami pun…
June 17, 2025 - 0

Review Amazfit Active 2 Square: Smartwatch “Kotak” yang Klasik, Canggih, dan Baterai Awet!

Kalian sedang cari smartwatch bentuk kotak yang canggih, baterai irit,…

Laptop

December 11, 2025 - 0

Review Infinix XBOOK B14: Harga Terjangkau, Performa Mumpuni, Cocok Buat Sekolah, Kuliah dan Kerja

Ini adalah laptop terbaru dari Infinix, yang bukan hanya terjangkau,…
December 6, 2025 - 0

Seri Mengenal Laptop Gaming Part 6 feat. HP: Main Game Lebih Kencang dengan AI!

AI yang satu ini mungkin akan kalian sukai. Tenang, AI…
December 3, 2025 - 0

Review Acer Predator Triton 14 AI: Performa Super Kencang, Suhu Tetap Adem, Bobot 1.5 KG!

Ini adalah laptop gaming dan content creation terbaru dari Acer…
December 2, 2025 - 0

Mana yg Lebih Kencang? Dual Channel 12 GB atau 16 GB? feat. ASUS Vivobook 14 A1404

“Harga RAM lagi naik.” “Tapi Laptop butuh Upgrade.” “Enaknya Upgrade…

Gaming

December 15, 2025 - 0

Helldivers 2 Mengklaim Miliki Prototype Mode Roguelite

Pihak studio mengklaim miliki prototype mode Roguelite untuk Helldivers 2…
December 15, 2025 - 0

Phantom Blade Zero Dapatkan Tanggal Rilis Resmi di TGA 2025

Setelah sekian lama dinanti oleh fans, Phantom Blade Zero akhirnya…
December 15, 2025 - 0

Clair Obscur: Expedition 33 Rayakan Kemenangan di TGA 2025 Dengan Update Baru

Keberhasilan Clair Obscur: Expedition 33 mendominasi kemenangan di TGA 2025…
December 12, 2025 - 0

The Game Awards 2025 Tampilkan 50 Trailer Game & Film Adaptasi Game

Bukan hanya sekedar ajang penghargaan game, The Game Awards 2025…