Underworld: Awakening, Minim Dialog dengan Aksi yang Padat

Menonton Underworld: Awakening mengingatkan saya akan Fast & Furious. Setelah menonton installment ketiga, rasanya menyenangkan melihat kembalinya tokoh-tokoh yang sejak awal berhasil mendongkrak kesuksesan film tersebut. Namun, dalam hal ini, hanya ada satu tokoh yang kembali menghiasi dunia Underworld, yaitu Kate Beckinsale yang memerankan Selene, vampire tangguh yang dibentuk oleh leluhurnya untuk menjadi mesin pembunuh lycan.
Dalam installment ketiga ini diceritakan bahwa keberadaan vampire dan lycan sudah terungkap. Peperangan antar kedua ras tersebut kini terancam oleh manusia yang secara brutal membasmi dan melibas mereka dari permukaan bumi. Vampire dan lycan yang dalam film-film sebelumnya diceritakan sebagai ras yang menduduki puncak rantai makanan, justru menjadi buruan manusia. Satu per satu dari mereka diseret keluar dari persembunyian dan dibunuh secara brutal. Selene dan kekasihnya, Michael Corvin, pun tidak luput dari perburuan tersebut. Dengan menipisnya jumlah sekutu mereka, pasangan ini akhirnya menjadi korban.

Fast-forward 12 tahun kemudian, Selene terbangun dalam sebuah tabung percobaan dan dibebaskan oleh makhluk yang tidak dikenalnya. Tubuh manusia yang tercabik-cabik berserakan di dalam laboratorium dan misi Selene untuk mencari kekasihnya pun dimulai, begitu pula dengan rangkaian aksi menegangkan yang penuh darah. Dari perjuangannya untuk melarikan diri dari laboratorium yang bernama Antigen, hingga pertarungan sengit dengan para lycan yang keluar dari persembunyiannya dihiasi dengan sejumlah adegan yang tidak hanya meninggalkan para penonton di ujung kursi, tetapi juga membuat mereka meringis jijik melihat kesadisan vampir wanita yang satu ini.
Pertemuannya dengan makhluk hybrid (gabungan antara vampire dan lycan) baru pun menambah tingkat kesadisan aksi-aksi dalam Underworld: Awakening. Belum lagi, kehadiran lycan yang memiliki tubuh dua kali lebih besar dari lycan biasa turut membantu meningkatkan ketegangan film ini. Aksi baku hantam dengan gerakan-gerakan spektakuler tidak terlalu banyak ditunjukkan, melainkan adegan baku tembak ala game Devil May Cry yang lebih banyak ditonjolkan.
Aksi Padat dengan Cerita yang Singkat
Len Wiseman kembali menunjukkan andilnya dalam mengembangkan dunia ciptaannya ini. Namun, sama seperti installment ketiganya, Underworld: Rise of the Lycans, Wiseman hanya berperan sebagai produser, ditambah peran sebagai penulis naskah bersama dengan John Hlavin (Donkey Punch), J. Michael Straczynski (Thor), dan Allison Burnett (Fame). Installment keempat ini digarap oleh duo sutradara asal Swedia, Björn Stein dan Måns Magnus Mårlind (Shelter).

Underworld: Awakening menyuguhkan deretan aksi yang padat hingga terkesan tidak ada ruang yang cukup luas untuk dialog ataupun penjelasan cerita yang mendalam. Di satu sisi, kondisi ini menciptakan suasana film yang tidak dikotori oleh adegan ataupun dialog yang bertele-tele. Setiap aksi disuguhkan dengan cepat dalam durasi yang cukup lama, cocok bagi para penggemar film laga bertema superhero. Namun, di sisi lain, aksi baku tembak yang menghiasi sekitar 70% dari film membuat ceritanya terasa dangkal. Para kru seperti mengandalkan kualitas film ini ke special effect dan adegan-adegan pertarungan yang spektakuler, tanpa menyuguhkan kedalaman cerita yang berarti. Tampaknya, para penulis ingin menujukkan bukti bahwa action does speak louder than words!
Sebagai penggemar seri Underworld, kembalinya Selene merupakan unsur penting dalam installment keempat ini. Kabarnya, itulah yang menyebabkan melonjaknya penghasilan Awakening dibanding Rise of the Lycans. Namun, dengan plot cerita yang dangkal dan durasi yang singkat (88 menit), film ini meninggalkan perasaan tidak puas ketika closing credit mulai diputar. Perlu diperhatikan bahwa perasaan yang berhasil dimunculkan di bagian akhir film ini tidak hanya perasaan “penasaran”, tetapi juga “TIDAK PUAS”!

Walaupun tidak sesukses dua installment pertamanya yang masih digarap oleh Wiseman sendiri, Underworld: Awakening tetap dapat dijadikan pilihan tontonan yang menghibur. Apalagi jika Anda menonton versi 3D yang dengan sukses menambah efek ketegangannya dan meningkatkan pengalaman menonton pertarungan makhluk immortal ini.
Tanggal rilis:
20 Januari 2012
Genre:
Action, Fantasy, Horror
Durasi:
88 menit
Sutradara:
Björn Stein, Måns Magnus Mårlind
Pemeran:
Kate Beckinsale, Stephen Rea, Michael Ealy
Studio:
Lakeshore Entertainment














