Preview Extreme OC Intel Core i7-3770K Ivy Bridge dengan MSI Z77A-GD55
Result @ 6.27Ghz
Frekuensi maksimum yang kami dapat di pengujian ini adalah 6270 Mhz. Berikut ini beberapa single-threaded benchmark yang kami jalankan dengan clockspeed 6.27 GHz.
* klik untuk memperbesar*
SuperPi 1M – 5.750 s

SuperPi 32M – 5m 20.797s

Hexus Pifast – 11.47s

Kesimpulan Sementara: Extreme OC is BACK with Ivy Bridge!

Melihat hasil dari uji coba perdana kami terhadap CPU Ivy Bridge, kami sekarang berani untuk memastikan bahwa semua rumor yang mengatakan bahwa Ivy Bridge memiliki OCability yang luar biasa dengan bantuan extreme cooling adalah benar adanya.
Keraguan sempat mewarnai beberapa rekan kami di lab JagatOC ketika CPU yang ada tidak bisa booting ke OS di clockspeed 4.9 Ghz di suhu +35-40C (suhu rata-rata pengguna air/watercooling). Namun, semua berubah ketika suhu diturunkan lebih jauh ke tingkat sub-zero dan CPU mencapai clockspeed optimalnya di suhu -190C (suhu maksimum yang dapat kami berikan dengan LN2). Selain itu, untuk pertama kalinya di lab JagatOC, kami menemui prosesor Intel yang tidak mengalami Cold Bug sama sekali sepanjang pengujian dengan LN2. Ini cukup mengejutkan karena hal serupa biasanya hanya ditemui di prosesor AMD.
Sayangnya, karena motherboard yang kami gunakan mempunyai limitasi Voltase CPU (VCore) di 1.8 V, kami terpaksa harus puas dengan pencapaian clockspeed hanya 6270 Mhz. Sebagai perbandingan, kami pernah melihat beberapa rekan kami di luar yang bisa mencapai clockspeed lebih dari 6.4 Ghz, bahkan 6.6 Ghz++, menggunakan VCore lebih dari 1.95 V.
Berdasarkan pengujian ini, kami sekarang bisa memperkirakan beberapa hal mengenai overclockability CPU Ivy Bridge.
– Overclockability cukup rendah di skenario pengunaan HSF (suhu positif). Mungkin akan cukup sulit menemui Ivy Bridge yang bisa mencapai clockspeed 5.4 Ghz++ dengan semua core dan thread diaktifkan. (beda dengan Sandy Bridge)
– Scaling suhu yang sangat baik. Sangat berbeda dengan Sandy Bridge yang tidak mempunyai beda clock signifikan antara penggunaan aircooling vs extreme cooling, Ivy Bridge baru menunjukkan taringnyadi penggunaan LN2.
– Menyukai VCore tinggi di skenario extreme cooling. Ketika Sandy Bridge biasanya menemui clock maksimalnya di VCore sekitar 1.65 – 1.7V, Ivy Bridge memerlukan VCore besar (di atas 1.75V) untuk mencapai clockspeed ekstri=em.
– Efisiensi clock-to-clock untuk 2D Benchmark cukup baik melebihi Sandy Bridge. (lihat perbandingan Ivy Bridge vs Sandy Bridge di 5.6 Ghz di halaman sebelumnya).
Kami sekarang yakin bahwa dalam bulan-bulan ke depan, CPU Intel Ivy Bridge akan banyak memecahkan rekor benchmark dengan clockspeed-nya yang luar biasa. Sayangnya, pengguna cooling HSF dan watercooling biasa mungkin tidak bisa merasakan bagaimana menjalankan CPU ini di 5.2 Ghz++ seperti yang mereka pernah dapat di Sandy Bridge.
Kami memberanikan diri untuk berspekulasi bahwa pencapaian clock yang rendah di HSF ini terjadi karena 2 (dua) faktor:
1) Proses fabrikasi 22nm yang tampaknya dioptimalkan untuk penggunaan low-voltage masih rentan dengan current leakage di voltase besar sehingga suhu akan melonjak drastis ketika user melewati batas VCore tertentu (diperkirakan sekitar 1.3-1.35 V).
2) Die size Ivy Bridge yang lebih kecil dari Sandy Bridge sehingga membuat transfer kalor antara Die dengan heat spreader kurang optimal. Belum lagi kita harus memperhitungkan densitas transistor Ivy Bridge yang lebih tinggi dari Sandy Bridge.

Nah, sampai di sini saja preview singkat extreme OC kami kali ini. Kami akan kembali dengan CPU Ivy Bridge versi Retail dan tentunya motherboard dengan opsi VCore lebih dari 2V. Tunggu tanggal mainnya, hanya di Jagat Review!












