[Infographic] Cyberbully: Polusi di Tengah Perkembangan Teknologi
Bullying merupakan fenomena yang umum terjadi di sekolah. Baik agresivitas fisik maupun verbal kerap memakan korban dan menurunkan motivasi anak untuk belajar. Sayangnya, perkembangan teknologi dan jejaring sosial justru menambah sarana penyerangan bagi para bully. Sebuah infographic dari Online College menjelaskan lebih mendalam mengenai fenomena yang disebut sebagai cyberbullying dan dampak yang harus dihadapi.
Fenomena cyberbullying terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah remaja yang medapat akses teknologi. Terhitung sebanyak 69% remaja di Amerika Serikat memiliki komputer atau smartphone. Sekitar 80% dari angka tersebut aktif di jejaring sosial dan 42% dari pengguna perangkat TI melaporkan bahwa mereka menjadi korban cyberbullying. Selain jejaring sosial, pengiriman pesan tertulis yang mencapai 420 pesan dalam seminggu turut berkontribusi terhadap peningkatan fenomena tersebut.
Mengapa cyberbullying menjadi sangat populer? Sebanyak 81% pemuda mengatakan bahwa risiko melakukan serangan secara online lebih kecil dibanding penyerangan secara langsung. Anggapan tersebut mengakibatkan satu dari tiga anak mendapat ancaman secara online. Bahkan satu dari 10 pengguna Facebook atau sekitar 800 ribu anak di Amerika Serikat dilaporkan menjadi korban cyberbullying. Lalu, apa akibat dari fenomena tersebut?
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bullying menurunkan motivasi sang korban untuk belajar. Setiap bulannya, sebanyak tiga juta anak tidak masuk sekolah akibat rasa takut terhadap bully. Yang lebih parah lagi, satu dari lima korban cyberbullying menganggap bunuh diri sebagai solusi, bahkan 10% mencobanya. Hasilnya, 4.500 remaja berhasil bunuh diri setiap tahunnya. Angka tersebut menempatkan “bunuh diri” sebagai penyebab kematian remaja terbesar ketiga di Amerika Serikat setelah kecelakaan lalu lintas dan pembunuhan.














