EMC: Big Data Mendorong Peningkatan Kualitas Hidup
Fenomena Big Data semakin marak dibicarakan, tetapi apa sebenarnya Big Data dan pengaruhnya dalam kehidupan kita sehari-hari? Itulah yang ingin dijawab EMC melalui event global bertajuk “The Human Face of Big Data” (HFoBD) yang digelar di Red Dot Museum, Singapura, pada tanggal 2 Oktober kemarin.
Steve Leonard, Office of the Chairman EMC, menjelaskan bahwa HFoBD bukan proyek buatan EMC. Proyek tersebut dikembangkan oleh Rick Smolan dan tim produksi Against All Odds dengan EMC sebagai sponsor. Tujuan dari proyek itu adalah untuk mengubah anggapan bahwa Big Data merupakan topik yang mengerikan menjadi topik yang personal, sesuatu yang dapat dipelajari dan didiskusikan bersama.

“Ia (Rick Smolan) melihat Big Data sebagai sistem syaraf yang berkembang dan memungkinkan kita untuk mengoleksi, menganilisis, serta merespon informasi secara real time. Sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan merupakan jalan untuk menjawab sejumlah tantangan yang dihadapi manusia,” jelas Michael Howard, Vice President Marketing Greenplum.
Dalam kesempatan tersebut, Steve dan Howard memaparkan sejumlah contoh kontribusi Big Data bagi masyarakat dan lingkungan. Sebagai contoh, penggunaan sensor di laut untuk mengukur dan memprediksi pengikisan terumbu karang akibat polusi, analisis kondisi air dan cuaca untuk membasmi malaria, penggunaan foto digital dan pemindaian retina dalam program identitas di India, dan penggunaan peta digital untuk menarik perhatian pemerintah kepada sejumlah komunitas.
Penggunaan Big Data pun tidak berhenti di situ. Dari meningkatkan kualitas layanan pemerintah, mengamati kondisi kota secara real time, hingga mengidentifikasi kehidupan di luar bumi dapat dilakukan menggunakan rangkaian informasi yang berkontribusi kepada pengembangan Big Data.
“Big Data dapat digunakan untuk pengembangan sosial, peningkatan kesehatan dan kualitas makanan,” tutur Steve, “Melalui proyek ini kami ingin mengangkat isu mengenai transformasi Big Data untuk membantu meningkatkan efektivitas komunikasi, memperbaiki cara pemerintah mengelola negara, dan lain sebagainya.”














