NetApp Innovation Day 2012: Kelincahan Infrastruktur Data Menjadi Highlight
Pada hari Rabu (14/11), NetApp menggelar acara NetApp Innovation Day 2012 di Ballroom 1 Ritz-Carlton Hotel, Pacific Place, Jakarta. Dalam acara tersebut, NetApp Indonesia menjelaskan manfaat konsep infrastruktur data yang lincah dalam mengoptimalkan pengelolaan data, khususnya di tengah fenomena Big Data. Pengelolaan data yang optimal pun memungkinkan perusahaan merespon kebutuhan pelanggan dan peluang bisnis dengan cepat.

“Fenomena Big Data terjadi di setiap sektor industri. Pertanyaannya, solusi apa yang ada untuk menjawab tantangan tersebut?” ujar Steven Law, Country Manager NetApp Indonesia dan Filipina. “This is about agility vs rigidity. Pada akhirnya, dalam fenomena Big Data kelincahan storage dicari pelanggan. Bisnis tidak menoleransi kekakuan.” Steven pun kembali menekankan sembilan kriteria data center yang luwes menurut NetApp.

“Kami bangga mengatakan bahwa 85% dari 100 perusahaan paling inovatif menggunakan solusi dari NetApp,” tutur Steven mengutip data dari majalah Fortune. “Thomson Reuters, salah satu kantor berita terbesar di dunia, menggunakan storage kami untuk menyimpan lima miliar catatan kasus hukum dalam arsip mereka.” Lalu, apa kata pelanggan mengenai solusi NetApp yang mereka gunakan?
Pelanggan NetApp angkat bicara
Salah satu pelanggan yang hadir dalam sesi temu media dalam NetApp Innovation Day 2012 adalah Indonesian Cloud, penyedia layanan cloud publik. “Pelanggan kami tidak ingin membayar biaya yang premium, tetapi kami tetap dituntut untuk menyediakan layanan yang premium. Oleh karena itu, kami mencoba mencari storage yang paling cost efficient. Kami menemukan solusi tersebut dari NetApp,” tutur Neil Cresswell, Chief Technology Officer PT Indonesian Cloud.

Neil mengaku bahwa layanan cloud di Indonesia belum matang. Meskipun demikian, banyak perusahaan yang sudah mulai bermigrasi ke cloud untuk mendapatkan keuntungan lebih dari investasi TI mereka. Hal tersebut didorong oleh kesadaran para petinggi perusahaan di level Directur dan CIO mengenai pentingnya cloud. Dengan bermigrasi ke cloud, perusahaan dapat meminimalkan pengeluaran biaya untuk tenaga TI, mengoptimalkan penggunaan kapasitas storage, dan tingkat keamanan data yang lebih tinggi.
Selain Indonesian Cloud, PT Ega Bogainti yang lebih dikenal melalui restoran Hoka-Hoka Bento turut menghadiri sesi temu media di NetApp Innovation Day 2012. Johannes Sutrisno, IT Manager PT Ega Bogainti, menjelaskan mengenai efisiensi biaya dan ruang yang mampu mereka capai setelah menggunakan solusi kembangan NetApp.

Sebelum menggunakan solusi dari NetApp, PT Ega Bogainti memiliki dua rak dengan 13 server fisik yang memiliki kapasitas dan spesifikasi yang berbeda-beda. Sayangnya, tingkat penggunaan server tersebut terhitung sangat rendah, yaitu 30%. “Tantangan yang kami hadapi adalah bagaimana bisnis data Hoka-Hoka Bento dapat terintegrasi, dikelola, dimonitor, dan bisa didapatkan dengan cepat,” Johannes menambahkan.
Setelah menggunakan NetApp, PT Ega Bogainti berhasil meningkatkan efisiensi ruang server dengan mengurangi jumlah rak menjadi satu. Walaupun jumlah server fisik berkurang menjadi empat, di dalamnya sudah termuat 24 server virtual yang dihadirkan dengan teknologi kembangan NetApp dan VMware. Tingkat penggunaannya pun menjadi lebih tinggi, bahkan melonjak hingga 70%.













