Arirang, Smartphone Pertama Besutan Korea Utara

Korea Utara kembali mengejutkan dunia TI dengan mengumumkan keberhasilannya dalam mengembangkan smartphone pertama yang diberi nama Arirang. Negara yang sangat dikenal tertutup dan juga anti kebebasan ber-Internet tersebut, menyambut dengan rasa antusias terhadap kehadiran smartphone yang mengusung sistem operasi mobile Android.
Menurut berita yang kami sadur dari BBC, smartphone Arirang terungkap saat Kim Jong-un, selaku pemimpin negara tersebut sedang menggenggamnya ketika sedang mengunjungi pabriknya. Menurut surat kabar resmi Korea Utara, KCNA, Kim Jong-un memperoleh beberapa penjelasan mengenai kemampuan Arirang, baik dari segi kinerja, kualitas, hingga pemberian nama Arirang tersebut.
Pemberian nama Arirang berasal dari sebuah lagu yang sangat populer bagi rakyat Korea Utara. Kehadiran smartphone Arirang ini diharapkan juga untuk membantu pemerintah Korea Utara, memiliki kemudahan dalam melakukan pemantauan aktivitas warganya, bahkan saat sedang melewati perbatasan pemeriksaan.

Kehadiran smartphone Arirang, bisa dikatakan tidak terlalu mengejutkan bagi rakyat Korea Utara. Karena pada tahun 2008 lalu, Korea Utara sudah memiliki jaringan seluler. Akan tetapi, jaringan tersebut sangat diawasi dengan ketat penggunaannya dan dibatasi oleh pemerintah.
Pada akhir Juni lalu, dunia TI juga dikejutkan dengan kehadiran tablet berbasis Android buatan Korea Utara. Tablet yang dirilis tanpa fitur WiFi tersebut diberi nama Samjiyon. Tablet ini mengusung layar berukuran 10 inci dan dilengkapi salah satu fitur yang wajib ada, yaitu saluran acara media pemerintahan. Selain itu, Samjiyon juga telah dilengkapi dengan aplikasi game Angry Bird.
Namun, perkembangan dua perangkat cerdas tersebut masih sangat diragukan oleh beberapa pengamat smartphone dan tablet. Pasalnya, kedua perangkat mobile tersebut tidak akan bisa lepas dari koneksi Internet, dimana Korea Utara sangat membatasi warganya dalam memanfaatkan fasilitas tersebut. Bahkan pada tanggal 1 Maret lalu, Korea Utara secara resmi mematikan jaringan Internet untuk warganya dan juga para pengunjung wisatawan dari negara lain.















