Manning Dipenjara 35 Tahun karena Bocorkan Rahasia ke Wikileaks

Bradley Manning, seorang tentara Amerika Serikat, dijatuhi hukuman 35 tahun di penjara militer pada Rabu kemarin. Ia terbukti bersalah karena membocorkan 700.000 dokumen rahasia ke Wikileaks. Ini dianggap sebagai pelanggaran data rahasia terbesar sepanjang sejarah negara Paman Sam itu berdiri.
Mantan analis intelejen tingkah bawah yang berusia 25 tahun itu hanya bisa berdiri dalam diam, berseragam, dan tidak menunjukan ekspresi apapun, setelah hakim Kolonel Denise Lind menjatuhi hukuman tersebut. Itu lebih ringan dari yang diminta jaksa penuntut umum, 60 tahun penjara.
Hakim Lind juga mengatakan, Manning akan dipecat secara tidak hormat dari militer AS. Hukuman tersebut juga telah mengurangi kurungan Manning selama tiga tahun sesuai masa tahanan yang sudah dijalaninya. Selain itu, ditambah pengurangan 112 hari sebagai pengganti perlakuan kasar yang dialaminya ketika ditangkap tiga tahun silam.
Para pengunjung sidang di ruang sidang Fort Meade, Maryland menahan nafas saat hakim Lind membacakan vonis Manning. Bibi tentara tersebut, Debra Vah Alstyne hanya bisa memejamkan mata, menahan air matanya keluar. “Bradly, kami ada di pihakmu,” seru para pendukung Manning.
Pengacara militer Manning pun, David Coombs mengaku tak kuasa menahan tangis setelah mendengar kabar kliennya tersebut dan berusaha mengusap air matanya. “Saya dan beberapa orang lainnya berlinangan air mata. Ia melihat saya dan Ia berkata: saya tak apa-apa. Sungguh tak apa-apa,. Saya akan baik-baik saja. Saya akan menjalaninya,” ungkap Coombs kepada wartawan setelah sidang, seperti dikutip Reuters.
“Saya berada dalam posisi di mana klien saya berusaha menghibur saya. Ia adalah pria muda yang tangguh,” kata Coombs menambahkan.

Coombs mengatakan, dirinya akan mengajukan pengampunan kepada Presiden Barrack Obama atas hukuman Manning ini yang akan dijalani di penjara militer Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat.
Bradley Manning sendiri bekerja sebagai analis intelejen di Baghdad pada 2010. Waktu itu, Ia memberikan bocoran data beberapa dokumen rahasia militer ke Wikileaks. Data itu termasuk rekaman video tahun 2007 berupa serangan helikopter AS, Apache di Irak. Serangan itu menyebabkan puluhan sipil terbunuh, termasuk dua staf pemberitaan Reuters.
Selama masa persidangan, pengacara Manning berharap, pengungkapan dokumen itu bisa menyadarkan warga AS, betapa kejamnya perang AS di Irak dan Afganistan, serta mengungkapkan perdebatan yang lebih serius.
Manning pun mengatakan, menurut pernyataan yang dibacakan pengacaranya, Ia memutuskan untuk mengeluarkan dokumen tersebut dengan alasan pertimbangan moral. “Saya mulai mempertanyakan moralitas atas apa yang Kami (militer AS) perbuat. Kami telah mengabaikan rasa kemanusiaan kami,” ungkapnya.
















