iPhone 5C Kemahalan, 5S Minim Inovasi

Apple mendapat kritikan dari para investor karena menjual iPhone 5C terlalu mahal di pasar negara berkembang sekaligus menjadi pasar smartphone terbesar di dunia, Cina. Hal ini juga mendapat sorotan dari para analis Wall Street.
Analis memandang, perusahaan teknologi paling bernilai di dunia ini, dilansir Reuters, telah melewatkan kesempatan untuk memperkenalkan smartphone low-end guna meningkatkan penjualan di Asia. Itu merupakan kawasan di mana Samsung dan Huawei memimpin di segmen ini.
iPhone plastik 5C diluncurkan pada Selasa lalu dengan harga non-kontrak operator seluler sekitar 4.488 yuan (US$ 730) di Cina. Harga tersebut melebih rata-rata pendapatan bulanan perkotaan di Cina dan dua kali lipat dari harga smartphone midle-end yang ditawarkan Samsunng dan vendor lainnya. Belum lagi, Apple mesti bersaing dengan ponsel murah keluaran vendor lokal, seperti Xiaomi yang menawarkan harga di kisaran US$ 100.
“Investor menolak patokan harga Apple yang tidak cukup murah untuk menarik pasar baru. Harga itu tidak memiliki kisaran yang sama dalam persaingan Apple,” kata Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomert Scott, Philadelphia yang mengelola aset sekitar US$ 58 miliar, dilansir Reuters.
Selain itu, Wall Street juga kecewa dengan iPhone 5S dan meicu kekhawatiran, perangkat tersebut masih minim inovasi. Walau memiliki sensor pemindai sidik jari, namun analis mengatakan, iPhone 5S tidak mungkin bisa menang di persaingan smartphone high-end.
“Tidak ada perubahan besar. Memiliki pemindai sidik jari dan warna baru, namun fitur yang lebih besar seperti ukuran layar yang berbeda, tampaknya tidak berada dalam kesiapan. Ini merupakan kekurangan dari yang diharapkan dari sebuah perusahan yang memiliki reputasi mengejutkan pasar dengan produk pembunuh atau strategis,” kata Luschini.
Menurut perkiraan IHS iSuppli, iPhone 5C memiliki biaya komponen sekitar US$ 165, sementara iPhone 5S sebesar US$ 199, serta pesaingnya, Samsung Galaxy S4 berbiaya komponen sekitar US$ 236. iSuppli melihat, masih ada ruang bila Apple ingin menurunkan harga dua perangkat terbarunya itu.
Bagi Apple, pasar Cina memiliki prospek pertumbuhan yang cukup penting sebagai pasar terbesarnya setelah Amerika Serikat. Apple berada di posisi ketujuh pada kuartal kedua ini di Cina dengan perolehan pangsa pasar sekitar lima persen. Pangsa pasar mereka, tidak hanya direbut oleh Samsung, melainkan juga oleh Lenovo dan ZTE.
“Kami khawatir, ketidakmampuan atau keengganan Apple menawarkan perangkat murah untuk pasar negara berkembang, hampir memastikan bahwa perusahaaan akan terus menjadi pecundang dalam pangsa pasar secara keseluruhan di pasar smartphone,” kata analis Sandford C. Bernstein.
                                                                                        
                                                                                        
                                                                                        
                                                                                        
										
										




												





