Rokok Elektrik dapat Hentikan Kecaduan Rokok Tembakau

Tim peneliti di Universitas Auckland, Selandia Baru mengklaim, rokok eletrik sama efektifnya dengan plester nikotin (Nicotine Patch) yang dapat membantu orang berhenti dari kebiasaan merokok yang berisi tembakau. Perangkat yang disebut e-cigarettes ini memiliki sensasi sensorik yang sama dengan merokok pada umumnya dan juga menghasilkan uap yang mengandung nikotin.
Tim tersebut melakukan uji klinis tahap awal dengan membandingkan hasil pemakaian e-cigarettes ini dan plester nikotin terhadap 657 orang. Hasilnya, 7,3 persen yang menggunakan rokok ini dapat berhenti merokok selama enam bulan. Sementara 5,8 persennya berhenti merokok setelah menggunakan plester nikotin. Hasil penelitian ini turut dipublikasikan di jurnal ilmiah kesehatan The Lancet.
Kendati demikian, studi ini tidak melibatkan banyak orang untuk membuktikan secara pasti bahwa merokok dengan perangkat ini merupakan pilihan terbaik. Mereka juga tidak menyebutkan, apakah rokok tanpa tembakau ini aman atau tidak.
“Sementara hasil kami tidak menunjukan perbedaan yang jelas antara e-cigarettes dan plester nikotin dalam hal kesuksesan berhenti merokok setelah enam bulan (pemakaian). Tentu saja tampaknya, e-cigarettes yang lebih efektif dalam membantu perokok yang tidak berhenti. Hal yang juga menarik, orang-orang yang ambil bagian dalam penelitian kami, tampaknya jauh lebih antusias menggunakan e-cigarettes ketimbang plester,” kata Profesor Chris Bullen dari Universitas Auckland, dilansir BBC.
Ia menambahkan, penelitian ini akan terus berlanjut di kemudian hari untuk menentukan secara pasti, apakah rokok ini menjadi alat bantu berhenti merokok yang efektif nan populer atau tidak. Sebab saat ini menurutnya, di tengah kepopuleran penggunaan rokok elektrik di banyak negara, namun masih ada ketidakpastian regulasi mengenai keamanan dari rokok ini.

“e-cigarettes juga lebih menarik dari pada plester nikotin untuk para perokok dan dapat diakses di sebagian besar negara tanpa pembatasan seperti obat-obatan untuk terapi pengganti nikotin atau melibatkan profeional kesehatan yang mahal,” ungkap profesor Peter Hajek, direktur penelitian ketergantungan tembakau di Queen Mary University of London, Inggris.
Sekedar informasi, rokok elektrik ini terdiri dari dua bagian, nikotin cair dan baterai. Saat pengguna mengisap rokok non-tembakau itu, nikotin cair terserap di mulut dan apa yang tampak seperti asap sebenarnya adalah air yang menguap atau uap air. Sejauh ini, rokok elektrik belum diatur seperti halnya obat. Sehingga, tidak dapat dipastikan mengenai kemurnian nikotin yang terkandung di perangkat tersebut.
Sementara plester nikotin bentuknya seperti koyo atau plester biasa yang permukaannya mengandung nikotin. Penggunaannya pun dengan cara ditempelkan ke kulit, sehinngga nikotin dapat masuk ke dalam tubuh dan mengurangi kecanduaan seseorang untuk mengisap tembakau. Plester nikotin ini bisa ditemukan di apotek tertentu, tanpa mesti resep dokter.
Bagaimana jadinya, bila perokok malah kecanduan dengan rokok elektrik? Bahaya tidaknya rokok tersebut, masih dikaji hingga saat ini.
(sumber: BBC)












