Rumania Bangun Museum Digital Pertama
Negara Rumania baru saja meresmikan sebuah bangunan baru yang cukup menarik. Bangunan tersebut adalah sebuah museum yang dibangun dengan desain unik dan dikenal sebagai museum digital pertama di dunia. Museum tersebut berisi berbagai teknologi 3D terbaru yang memungkinkan pengunjungnya untuk menjelajah secara virtual ke berbagai museum dan artifak lain di seluruh penjuru dunia.

Museum digital ini diarsiteki oleh Claudiu Ionescu dan berlokasi di dekat Mures Floodplain Natural Park di kota Pecica. Bentuk bangunannya cukup unik, karena sekilas mirip dengan ujung kapal yang tengah tenggelam. Namun bentuk tersebut juga mirip dengan sebuah kapel dengan ujung lancip yang dihiasi dengan sapuan atap hijau dan puncak menara fasad yang dramatis di bagian belakang. Yang menarik, saat matahari menyinari bangunan tersebut, maka bentuk bangunan beserta halaman di sekitarnya, akan berubah menjadi jam matahari raksasa. Dengan luas hanya 125 meter persegi, museum ini menghadirkan penggunaan ruang yang efisien, yakni dengan menghadirkan pertunjukan digital dari seluruh penjuru dunia yang seharusnya memakan tempat hingga ribuan meter persegi.
Menurut Ionescu, pengunjung bisa melihat apa yang mereka ingin lihat. Ini merupakan museum digital dan akan menerjemahkan subjek yang akan ditampilkan. Salah satu fitur yang diunggulkan adalah para pengunjung bisa mengunjungi semua museum yang ada di dunia menggunakan teknologi 3D pasif. Dengan display layar sentuh 45 inch menjadi cara yang impresif untuk mengomunikasikan ide-ide. Dengan luas hanya 125 meter persegi, pengunjung bisa melihat museum yang sebenarnya berukuran ribuan meter persegi dan juga hanya membutuhkan sebagian kecil dari biaya utilitas dan staf yang seharusnya dibutuhkan oleh sebuah museum yang sebenarnya.

Arsitektur museum dibangun dengan menggunakan dinding beton bertulang dan fasad aluminium yang terikat. Panel fotovoltais menyuplai museum dengan energi dan air abu-abu yang dikumpulkan dan didaur ulang melalui atap dan aspal yang ada di halaman sekitarnya. Interiornya sendiri dilengkapi dengan lampu LED rendah energi serta orientasi jendela yang diposisikan untuk mengurangi panas saat cuaca hangat di musim panas.

Museum ini juga mengajak para pengunjung untuk mengeksplorasi dataran banjir alami yang ada di dekat museum baik dengan cara virtual maupun fisik. Di dalam museum, pengunjung bisa mengayuh sepeda stasioner yang dilengkapi sensor gerak di roda belakang dan dihubungkan dengan layar digital. Pengemudi kemudian bisa melakukan eksplorasi secara virtual secara real time ke jalur sepeda yang disediakan. Jika memilih untuk melakukan perjalanan fisik, pengunjung bisa memanfaatkan salah satu dari 60 sepeda gunung yang disediakan di museum tersebut untuk berkendara ke jalur sepeda yang sesungguhnya. Tidak termasuk teknologi visual, seni patung dan berbagai fitur interior lainnya, museum ini menghabiskan biaya pembangunan sebesar US$160,500 dan hanya memakan waktu lima bulan saja.












