Twitter Jadi Perusahaan Teknologi Terbaik untuk Bekerja
Tahun lalu, Facebook didapuk sebagai perusahaan terbaik untuk karyawannya bekerja. Facebok un mengalahkan perusahaan lainnya baik yang di sektor teknologi maupun non-teknologi. Namun tahun ini, posisi terbaik jatuh ke tangan lembaga konsultan Bain & Co. Meski begitu, yang cukup mencengangkan, rival terberatnya, yakni Twitter berhasil berada di tempat kedua, sementara Facebook jatuh ke posisi kelima.

Bisa dikatakan, Twitter menjadi perusahaan teknologi terbaik di dunia sebagai tempat untuk bekerja pada tahun ini, dibanding perusahaan teknologi lainnya. Demikian hasil survei yang dilakukan webstite karir Glassdoor yang selama enam terakhir ini, mengeluarkan laporan peringkat perusahaan terbaik untuk berkerja.
Dari daftar 10 besar peringkat Glassdoor, tujuh di antaranya merupakan perusahaan teknologi. Mereka di antaranya, Twitter (Peringkat 2), LinkedIn (3), Facebook (5), Interactive Intelligence (7), dan Google (8). Sementara perusahaan teknologi terkemuka lainnya, seperti Qualcomm, Intel, Apple, dan eBay erada di luar 10 besar, namun masuk dalam peringkat 50 besar.
Juru bicara Glassdoor, Samantha Zupan mengatakan, ada beberapa alasan yang menurut karyawannya, Twitter sebagai perusahaan teknologi terbaik untuk bekerja. Itu meliputi, adanya komunikasi yang konsisten dari CEO Dick Costolo dalam menentukan arah perusahaan, tunjangan besar, dan terutama orang-orang berbakat bisa membentuk budaya kerja yang baik.
Selain itu, pihak Twitter juga memberikan berbagai fasilitas yang menarik bagi karyawannya, seperti manfaat medis yang lengkap, sarapan dan maka siang gratis di kantornya, keanggotaan gym, yoga, layanan binatu, dry cleaning, hingga memberikan rencana tabungan sebesar US$ 400 ribu (Rp 5 miliar) dan kebijakan liburan yang cukup longgar.
“Twitter merupakan tempat yang sangat transparan. Selain itu, kami dapat menentukan arah sendiri dan tidak perlu menyaln pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan lain,” ujar salah seorang karyawan Twitter, seperti dilansir dari Forbes.
















