Olympus Berencana “Banting Stir” di Korea Selatan?

Olympus telah lama menjadi vendor kamera terkemuka di dunia. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, bisnis inti perusahaan asal Jepang itu tak kunjung membaik akibat gempuran dari beberapa pesaingnya. Malahan, pendapatannya di beberapa negara tertentu ditopang penuh oleh bisnis non-kamera. Atas dasar itu, Olympus kini tengah memperluas diversifikasi portofolionya di bisnis non kamera, khususnya di peralatan medis berbasis optik.
“Olympus bertujuan menjadi solusi penyedia lengkap di segmen peralatan medis. Kami berencana meningkatkan pendapatan sebesar 10 persen pada tahun fiskal 2014 yang akan berakhir Maret 2015 dari tahun sebelumnya,” kata Takeshi Tamai, manajer divisi di Olympus medical business division, seperti dilansir dari Korea Times.
Sebagai langkah awal, Olympus bakal memfokuskan peralatan medisnya ketimbang kamera di Korea Selatan. Terdapat tiga produk medis utama yang menjadi andalan Olympus dan sering dipakai di berbagai rumah sakit setempat, yakni Gastrointestinal Endoscopes, Endotherapy Accessories, dan Endosurgery.
Dari ketiganya itu, perangkat Gastrointestinal Endoscopes lah yang paling laku dan menyumbang 70 persen pendapatan tahunan Olympus di Korea Selatan. Sementara perangkat Endotherapy Accessories dan Endosurgery masing-masing hanya menyumbang 20 dan 10 persen saja. Meski demikian, Olympus berharap labanya pada tahun fiskal 2013 ini bakal melampaui 110 miliar won atau setara dengan Rp 1,2 triliun.
Tamai menjelaskan, Olympus kini telah berhasil memangkas ketergantungannya pada bisnis kamera dan beralih ke bisnis peralatan medis yang lebih stabil. Sejauh ini, pihaknya telah bekerja sama dengan sejumlah dokter lokal dan mendanai berbagai proyek penelitian dokter. “Olympus memang terlambat dalam bisnis Endosurgery. Kendati demikian, segmen ini memiliki potensi pertumbuhan yang besar dan sangat menguntungkan. Kami tidak boleh kehilangan pasar ini,” imbuhnya.
Bagi Olympus, paten teknologi kameranya juga dapat diimplementasikan ke sejumlah produk peralatan medis. Sebagai contoh, lanjut Tamai, fungsi pencitraan dan auto-focus di kamera dapat diterapkan dalam peralatan medis, seperti narrow band imaging (NBI) atau teknologi pendeteksi dini adanya sel-sel kanker dalam saluran pencernaan.
Olympus juga tak sendirian menjalankan bisnis ini. Tamai mengatakan, Sony juga berencana ikut mengembangkan bisnis peralatan medis bersama Olympus. Baginya, Sony memiliki teknologi maju dalam hal pencitraan gambar, sementara keunggulan Olympus terletak pada dukungan lensa, optik, dan medis. Begitu pun juga dengan Samsung Electronics yang mencoba menjajaki bisnis di peralatan MRI/CT, perangkat untuk mengetahui gambaran organ tubuh bagian dalam lebih mendetail melalui proses scan.















