Pemerintah Korut Buat OS PC Rasa Mac
Pemerintah Korea Utara (Korut) dikabarkan baru saja membuat sistem operasi (OS) PC yang khusus disediakan bagi warganya sendiri bernama Red Star OS. Pihaknya sengaja mendesain tampilan Red Star OS tampak seperti sistem operasi besutan Apple, Mac OS.
Red Star sendiri ditulis ulang oleh lab penelitian teknologi, Korea Computer Center yang memiliki staf sekitar 1.000 orang. Kantornya pun tersebar di beberapa negara, mencakup Jerman, Syria, Cina, dan Uni Emirat Arab. Divisi itu juga yang mengontrol portal web resmi milik Democratic People’s Republic of Korea, yakni Naenara dan mesin pencari lokal.

Pengembangan Red Star OS pun berbasiskan pada Linux. Saat ini, OS tersebut hanya tersedia dalam Bahasa Korea dan dilengkapi oleh Mozilla Firefox sebagai browser bawaan. Home Page dalam Firefox-nya pun telah dibuat secara default menuju ke situs web pemerintah Korea Utara.
Saat ini, versi terbaru dari Red Star OS adalah 3.0. Untuk menjalankan versi terbaru dari OS tersebut, membutuhkan spesifikasi minimal seperti prosesor Pentium III 800MHz dengan RAM berkapasitas 258MB dan ruang pemakaian hard disk sebesar 3GB.
Pemimpin Korea Utara sendiri, yakni Kim Jong-un dikenal sebagian kalangan telah lama menjadi penggemar komputer Apple. Tahun lalu saja, dalam sebuah foto, dirinya kedapatan sedang bekerja di sebuah meja, di mana terdapat iMac di depannya.
Sekedar informasi, produk Apple telah menjadi perangkat langka bagi warga Korea Utara. Ini lantaran Korea Utara tengah menghadapi embargo perdagangan dari beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan sekutunya. Sehingga mau tak mau, Apple pun mesti mematuhi embargo perdagangan untuk menjual produknya ke negara tersebut. Setidaknya, kehadiran Red Star OS bisa menjadi angin segar bagi warga Korea Utara yang ingin mencicipi, bagaimana rasanya menggunakan Mac OS.
“Ini benar-benar terlihat seperti Mac dan menggunakan skin yang saya ketahui adalah custom made, bukannya modifikasi dari theme Linux yang sudah ada. Aplikasi pun dikemas menggunakan struktur folder seperti Mac dengan ‘content’ dan ‘resources’ di dalam folder aplikasi,” kata Will Scott, seorang mahasiswa ilmu komputer di University of Washington yang tahun lalu berkuliah di Pyongyang University of Science and Technology, Korea Utara.













