Bank Akan Keluar Uang Banyak untuk Upgrade OS ATM
Beberapa waktu lalu, muncul sebuah laporan dari NCR yang mengatakan, lebih dari 90 persen mesin ATM di seluruh dunia masih menggunakan komputer berbasis Windows XP. Masalah baru pun muncul. Perbankan tidak memiliki cukup waktu menyelesaikan transisi ke OS baru sebelum batas akhir dukungan Windows XP berakhir pada 8 April mendatang. Kemudian, Microsoft memanfaatkan itu untuk mengenakan biaya tambahan ke pihak bank guna menjamin keamanannya selama proses transisi berlangsung.

Masalah utama yang menghantui pihak bank ialah serangan virus dan hacker yang bertubi-tubi bakal segera terjadi terhadap sistem keamanan di ATM mereka. Maka dari itu, sebagai antisipasi waktu yang tidak cukup, mereka bernegoisasi dengan Microsoft untuk tetap mendukung keamanan ATM-nya, sampai mereka selesai melakukan upgrade OS.
“Tentu saja, ada pelanggan dari perusahaan besar yang belum selesai melakukan migrasi OS mereka dan membeli dukungan custom-support. Biaya akan tergantung pada dua kebutuhan spesifik konsumen dan dukungan apa yang mereka punya di tempat, jadi berbeda untuk tiap pelanggan.” kata seorang juru bicara Microsoft, seperti dikutip dari Time of India.

Ada lima bank terbesar di Inggris yang sudah memiliki maupun sedang dalam proses negoisasi dengan Microsoft guna memperpanjang dukungan keamanannya. Bank tersebut, yakni Lloyds Banking Group, Royal Bank of Scotland, HSBC, Barclays, dan Santander UK.
Dari kelima bank tersebut, baru HSBC dan Lloyd yang sudah memiliki kesepakatan dengan Microsoft. Pada akhir tahun nanti, Lyloyds akan mulai upgrade OS di 7.000 mesin ATM-nya. Sementara HSBC pada tahun depan nanti di 3.200 ATM.
Sridhar Athreya, kepala penasihat keuangan di SunGard Consulting yang berbasis di London mengatakan, biaya memperluas dukungan Microsoft sekaligus upgrade ke OS baru masing-masing bank di Inggris akan dikenakan biaya berkisar 50 juta pound hingga 60 juta pound (Rp 950 miliar – Rp 1,1 triliun).
















