Badan Pajak AS Mengaku Belum Beralih dari Windows XP
Internal Revenue Service (IRS), salah satu badan yang mengurusi perpajakan di Amerika Serikat, mengaku bahwa mereka melewatkan tanggal dihentikannya layanan update untuk Windows XP, 8 April lalu. Badan tersebut masih memiliki sekitar 528 ribu PC yang menggunakan Windows XP dan mereka disebut harus membayar sejumlah besar dana untuk “memaksa” Microsoft tetap merilis update keamanan untuk sistem operasi berusia sekitar 13 tahun tersebut. Hal itu setidaknya harus mereka lakukan selama setahun kedepan hingga semua PC yang mereka gunakan telah terupdate ke sistem operasi Windows 7 atau Windows 8.

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Ander Crenshaw, dari US House of Representative, dana yang harus dikeluarkan oleh IRS untuk beralih dari Windows XP ke Windows 7 cukuplah besar. Badan tersebut membutuhkan kurang lebih US$ 30 juta untuk memperbarui sistem operasi di 58 ribu PC mereka. Selain itu, sebagian dari dana tersebut, dikabarkan juga digunakan untuk membayar “Custom Support” dari Microsoft untuk meminta mereka tetap memberikan update untuk sistem operasi yang sudah tidak lagi resmi didukung.
John Koskinen, petinggi IRS, menjelaskan mengapa badan tersebut tidak mengganti Windows XP di 58 ribu PC mereka sebelum tanggal pensium dari sistem operasi tersebut. Menurutnya, dana yang seharusnya akan digunakan untuk melakukan upgrade massal tersebut ternyata tidak bisa keluar tepat waktu. Hal itu memaksa mereka untuk bertahan menggunakan Windows XP di 58 ribu PC mereka.
Selain IRS, beberapa badan pemerintah lain, baik di Amerika Serikat maupun di negara-negara lain, dikabarkan juga masih bertahan menggunakan Windows XP. Tentu saja, untuk tetap bisa menggunakan sistem operasi tersebut dengan perlindungan yang baik, mereka harus membayar biaya yang tidak sedikit ke Microsoft. Microsoft sendiri memang telah meningkatkan biaya yang dibutuhkan untuk layanan Custom Support mereka sesaat sebelum Windows XP pensiun.














