Baterai dengan Masa Puluhan Tahun akan Tercipta?
Sekelompok peneliti Oak Ridge National Laboratory (ORNL) dari Departemen Energi Amerika Serikat dilaporkan tengah mengembangkan teknologi baterai jenis baru yang memiliki masa pakai hingga 50 tahun. Pihaknya menunjukan konsep baru dalam baterai lithium carbon fluoride yang dianggap sebagai baterai terbaik karena punya kepadatan energi yang tinggi, stabilitas, dan berdaya tahan jauh lebih lama.

“Bagaimana jika baterai bisa bertahan 30 hingga 50 tahun? Penelitian dasar kami ialah membuka kemungkinan itu melalui desain baru,” kata Chengdu Liang, seorang peneliti dari ORNL, seperti dikutip dari Gadget NDTV.
Elektrolit dalam desain baterai jenis baru ini memiliki fungsi ganda, bukan hanya sebagai konduktor ion saja, melainkan juga sebagai suplemen katoda. Senyawa kimia pada baterai ini kemudian diaktifkan dengan menggunakan elektrolit padat khusus yang dikembangkan ORNL. Hasilnya, baterai mampu memberi dorongan kapasitas daya ekstra dan memperpanjang masa pakai pada perangkat yang menggunakannya.
Cara ini, seolah menentang asumsi standar pada komponen baterai saat ini. Umumnya, baterai lithium hanya bisa memiliki satu peran dari masing-masing tiga komponen utamanya, yakni katoda positif, anoda negatif, dan elektrolit ion. “Ini membuka jalan baru untuk desain baterai dengan kepadatan energi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujarnya.

Konsep baterai jenis baru ini hanya bisa sekali pakai saja, meski memiliki daya tahan lebih lama. Inipun masih kemungkinan teoritis, daya baterai bisa bertahan hingga puluhan tahun. Menurutnya, hal itu tergantung bagaimana baterai bisa direkayasa secanggih mungkin dan tingkat penggunaannya.
Pengaplikasian teknologi baterai ini, masih menurut peneliti, lebih ditujukan untuk peralatan medis dan sains, seperti alat pacu jantung yang ditanam pada jantung buatan manusia, perangkat identifikasi frekuensi radio, sistem keyless-remote, dan sensor. Peralatan semacam itu memang tidak memungkinkan, melakukan pergantian atau pengisian ulang baterai. Sehingga, butuh baterai yang memiliki masa hidup lebih lama.
“Jika Anda memiliki alat pacu jantung, maka Anda tak ingin menjalani operasi tiap 10 tahun sekali bukan, hanya untuk mengganti baterai saja,” imbuhnya. Penelitian ini telah diterbitkan dalam Journal of American Chemical Society.
















