Akuisisi WhatsApp Terganjal Restu Eropa
Pemerintah, parlemen, serta lembaga antitrust di Amerika Serikat belum lama ini sudah menyetujui pembelian WhatsApp oleh Facebook senilai US$ 19 miliar. Kendati demikian, Facebook mesti menunggu persetujuan lagi dari Uni Eropa, setelah beberapa negara di Eropa mempermasalahkan akuisisi tersebut.

Beberapa regulator nasional di Eropa, terutama negara seperti Inggris, Spanyol, dan Perancis tengah mempertimbangkan akuisisi dari sejumlah dampak. Hal Ini mengingat kekhawatiran mereka soal privasi dan antitrust yang bakal dijalankan Facebook melalui WhatsApp. Selain itu, masalah kesanggupan Facebook membayar pajak operasi di Eropa juga dipertanyakan, terutama dari pihak Perancis.
Melihat kondisi tersebut, seperti dikutip dari New York Times, Facebook meminta Komisi Eropa agar meninjau atas apa yang dikhawatirkan sejumlah negara di Eropa. Pihaknya berharap, hasil tinjauan yang diberikan Komisi Eropa nantinya bisa menghindari rintangan dari sejumlah negara tersebut.
Uniknya, Facebook meminta langsung kepada pihak Komisi Eropa agar meninjau hal itu secepatnya. Perlu diketahui, langkah tersebut juga bagian dari strategi yang sudah disiapkan Facebook. Biasanya, sebuah tinjauan pusat yang dilakukan regulator antitrust di Eropa bisa mempercepat persetujuan akuisisi. Dengan begitu, Facebook dapat terhindar dari potensi beberapa perusahaan seluler untuk melobi pejabat antitrust agar memblokir kesepakatan akuisisi. Ini merupakan strategi serupa yang pernah dilakukan Microsoft sewaktu menyelesaikan akuisisi Skype senilai US$ 8,5 miliar pada 2011 lalu.
Beberapa operator seluler di Eropa sendiri telah menyuarakan keprihatinannya bahwa Facebook bakal makin berkuasa di bisnis sosial media dan layanan mobile messaging di Eropa. Mereka khawatir, hal itu akan melemahkan bisnis konvensional yang sudah dijalankan operator seluler di kawasan Eropa, yaitu Telefonica dari Spanyol dan Vodafone di Inggris.
Bisa dikatakan, WhatsApp dan layanan instant messanger lainnya perlahan mulai mematikan bisnis pesan SMS dan panggilan seluler yang dimiliki operator. Terlebih, biaya data untuk mengakses layanan WhatsApp saja, kecuali untuk mengunduh atau streaming film, tidak terlalu tinggi dan berimbas pada minimnya pendapatan operator di sektor lain.
Akibatnya, beberapa operator yang selama ini mengandalkan margin keuntungan yang tinggi dari layanan pesan SMS semakin menurun. Dalam sebuah laporan riset terbaru dari Ovum menyebutkan, secara gabungan operator seluler global telah kehilangan pendapatan dari layanan SMS mencapai US$ 32 miliar pada 2013. Ini akibat peralihan pelanggannya kelayanan pesan data berbiaya murah dan gratis, seperti WhatsApp, LINE, BBM, dan semacamnya.
Saat ini, Facebook belum memberikan tenggat waktu, kapan pihaknya akan menyelesaikan transaksinya di WhatsApp sehingga Facebook pun belum benar-benar secara langsung mengintervensi bisnis WhatsApp.















