Google Chromecast Bakal Jadi Ancaman Smart TV?
Google Chromecast, perangkat set-top-box berbentuk dongle USB dari Google, perlahan mulai mendapatkan popularitasnya. Konsumen tak perlu lagi membeli Smart TV agar bisa menikmati streaming konten dari layar kaca TV-nya. Lantas, yang menjadi pertanyaan ialah, apakah keberadaan perangkat Google Chromecast dan sejenisnya ini akan mengancam industri Smart TV?

Tahun lalu, Google berhasil menjual 2,7 juta unit Chromecast untuk pasar Amerika Serikat saja. Sementara Korea Selatan, kampung halaman dari Samsung dan LG sebagai penguasa pasar Smart TV, perangkat Google Chromecast berhasil terjual 200 ribu unit hanya dalam waktu satu bulan saja sejak diluncurkan Mei lalu.
Pengguna Chromecast dapat dengan mudah melakukan steaming konten, seperti YouTube, Google Play Movies, streaming musik, dan mengakses berbagai aplikasi yang khusus disediakan untuk Smart TV asal perangkat TV-nya menyediakan port USB. Sejumlah fitur ini sebelumnya menjadi nilai jual tersendiri untuk Smart TV.
“Saya menggunakan smart TV mid-level, namun juga membeli Chromecast karena memudahkan saya menonton video YouTube. Namun, yang paling menarik bagi saya dari Chromecast ini ialah koneksinya jauh lebih cepat ketimbang mengakses streaming dari iOS atau aplikasi Android,” kata Shin Yoon-seok, seorang pekerja kantoran asal Seoul, seperti dikutip dari Korea Times.

Menyikapi keberadaan Google Chromecast yang mulai eksis di negara asalnya, pihak Samsung justu tidak berpikir, perangkat set-top-box akan mengancam bisnis mereka karena memiliki fungsi yang terbatas dibanding Smart TV.
“Seperti halnya Chromecast, Smart TV juga menyediakan video streaming. Namun, TV kami memiliki fitur lebih banyak, seperti pengontrol suara dan gerakan, belum lagi bisa mengakses sosial media dan berbagai aplikasi lainnya,” kata seorang pejabat Samsung.
Pejabat tersebut mengungkapkan, Samsung justru malah menyambut keberadaan Chromecast dan berbagai perangkat set-top-box dari vendor lain, seperti Apple TV, Netflix, Hulu, dan Amazon TV. Ia tak menjelaskan secara terperinci alasannya itu. Ia hanya mengatakan, keberadaan perangkat pendukung semacam ini akan membantu pasar Smart TV lebih besar lagi.
Sementara itu, Jonathan Hwang, seorang analis teknologi di Daewoo Securities mengatakan, perangkat seperti Chromecast menyediakan fungsionalitas yang memadai dengan harga yang wajar. Namun memang keberadaannya masih sangat kecil untuk mempengaruhi pasar Smart TV.
Pengguna sebenarnya lebih banyak menggunakan PC, tablet, atau smartphone untuk melakukan streaming konten, ketimbang menggunakan Smart TV atau bantuan perangkat set-top-box. “Smart TV (termasuk TV yang didukung Chromecast) belum bisa mempengaruhi pelanggan karena itu tidak menyediakan platform yang lebih baik dari PC, tablet dan smartphone,” ujar analis tersebut.











