Line Bakal Dibanjiri Iklan Bertarget
Anda pengguna aplikasi Line? maka bersiap-siap lah diganggu dengan kehadiran berbagai macam iklan di aplikasi instant mesagging gratis tersebut. Line dilaporkan sudah siap menghadirkan iklan di aplikasi pesannya. Model iklan pun mirip dengan bisnis yang dijalankan Google, yakni bertarget.

Perusahaan yang berbasis di Jepang itu mengumumkan, baru saja menjalin kerja sama dengan Salesfore, perusahaan cloud computing terbesar di Amerika Serikat guna menghadirkan layanan iklan bertarget pada 450 juta pengguna Line di seluruh dunia.
Seperti dikutip dari Tech in Asia, iklan yang tampil di Line akan disesuaikan berdasarkan kriteria tertentu, misalnya usia, jenis kelamin, dan lokasi geografis pengguna Line. Selain itu, iklan tersebut memungkinkan kliennya dapat melacak pembelian online dan riwayat browser pengguna Line. Sehingga, iklan yang tampil di aplikasi Line tidak secara random seperti kebanyakan aplikasi mobile pada umumnya, melainkan sudah disesuaikan dengan ciri khas dan perilaku masing-masing pengguna Line.
Sebagai contoh, bila pengguna sering menggunakan browsernya untuk mencari rekomendasi jam tangan di internet dalam jangka waktu tertentu maka saat membuka Line, terdapat iklan yang menampilkan brand jam tangan. Cara ini serupa dengan yang dilakukan Google melalui layanan iklannya, AdWord. Namun, dalam menargetkan iklannya, Line butuh persetujuan pengguna agar tidak mengganggu privasi.
Di masa silam dan hingga kini, iklan memang belum hadir di Line. Namun, Line memiliki bisnis akun resmi yang disponsori oleh brand. Pengguna yang mengikuti akun brand tertentu, maka akan mendapatkan sejumlah promosi dan penawaran menarik dari brand tersebut.
Layanan akun sponsor tersebut menjadi penyokong pendapatan terbesar Line, di samping dari menjual konten virtual. Brand yang ingin mendaftar akun resmi sponsor di Line saja dikenakan biaya US$ 19.500, sedangkan biaya bulananannya mulai dari US$ 14.500. Saat ini diperkirakan, ada lebih dari 100 brand memiliki akun resmi di Line. Namun sampai kini belum diketahui, tarif untuk iklan bertarget ini. Tahun lalu Naver, pemilik Line berhasil mengumpulkan total pendapatan senilai US$ 388 juta.

















