Overclocking Review: Team Zeus DDR3-1600 2x4GB Kit
Spesifikasi Memori
Spesifikasi RAM
- Nama Lengkap RAM/Part Number : Team Zeus DDR3-1600 4GB x2, TZBD38G1600HC9DC01
- Single-sided/ Double-sided: single-sided
- Informasi Website: Klik Disini
- Harga kisaran(data diambil awal Juni 2014): 93 USD
- Frekuensi SPD: 667Mhz(DDR3-1333)
- Timing SPD (CL-tRCD-tRP-tRAS): 9-9-9-24
- Frekuensi XMP: 800Mhz (DDR3-1600)
- Timing XMP(CL-tRCD-tRP-tRAS): 9-9-9-24
- Voltase RAM Saat XMP: 1.5V
Single Rank


Memori Team ZEUS 1600 menggunakan konfigurasi single-rank(single-sided), dengan 8(delapan) buah IC pada satu sisinya. Penggunaan memori single-sided ini dipercaya bisa memberikan kemampuan overclocking yang lebih tinggi daripada modul memori yang menggunakan konfigurasi dual-sided.
XMP (Xtreme Memory Profile)
Dulu, para user harus men-setting RAM mereka secara manual, dari mulai frekuensi kerja RAM, latency(timing), dan juga voltage. Namun, dengan makin berkembangnya teknologi, para produsen hardware membuat proses setting ini menjadi lebih mudah dengan memperkenalkan teknologi XMP (Xtreme Memory Profile). Dengan menggunakan platform dan memori yang mendukung XMP, user dapat menjalankan memori mereka dengan speed, timing dan voltage yang ditentukan produsen dengan hanya me-load XMP ini di BIOS motherboard yang digunakan. Berikut ini timing lengkap XMP dari Team ZEUS 1600:

Gallery




Team ZEUS 1600 dikemas dengan sebuah blister pack sederhana, tidak ada perlengkapan ekstra lainnya. Tiap modul memori ini memiliki kapasitas 4 GB (single-sided, 8 buah 4Gbit IC), menggunakan 8-Layer PCB berwarna hitam(catatan: website Team mencatatkan bahwa team ZEUS memiliki 6-layer PCB saja, namun unit yang kami terima menggunakan 8-layer PCB). Modul Team ZEUS dibalut sebuah heatspreader low-profile yang membuatnya tidak akan bertabrakan dengan heatsink besar. Heatspreader pada unit kami berwarna biru, namun Team memberikan opsi beberapa warna lain seperti merah dan juga kuning keemasan.
Kami belum mendapat ijin untuk membuka heatspreader(ada segel garansi yang akan rusak jika kami melakukannya) dan melihat tipe IC(chip) apa yang digunakan, namun kami mendengar informasi bahwa IC yang digunakan adalah IC Hynix (melihat densitas IC yang digunakan adalah 4Gbit, ada kemungkinan IC pada RAM ini mungkin chip Hynix MFR).
Software Uji
Kami memilih beberapa benchmark yang cukup ‘menyiksa’ memori untuk melihat apakah konfigurasi overclock kami cukup stabil untuk menjalankannya. Berikut ini benchmark yang kami pilih:
1) 3DMark 11 Physics Score: Benchmark ini yang akan menguji kecepatan CPU dan RAM dalam memproses simulasi perhitungan physics dengan Bullet Open Source Physics Library. Skor physics test ini hampir tidak dipengaruhi oleh GPU, dan hampir sepenuhnya tergantung pada kecepatan prosesor dan RAM.
2) Intel XTU Benchmark: Intel XTU(Xtreme Tuning Utility) adalah sebuah software tuning untuk prosesor Intel Core 3rd-Gen “Ivy Bridge’ dan 4th-Gen ‘Haswell’. Didalam software tuning ini terdapat sebuah benchmark yang mengkalkulasi bilangan prima(menggunakan algoritma mirip prime95), dan benchmark tersebut sangat menyukai performa memori yang kencang.
3) AIDA64 Memory Benchmark – Latency: Aplikasi AIDA64 Memory Benchmark (dahulu bernama Everest) sangat popular di kalangan tester/reviewer untuk menguji performa memori mereka, ini disebabkan karena aplikasi tersebut memang sangat dipengaruhi performa subsistem memori, antara lain frekuensi kerja memori, frekuensi memory controller pada sistem, dan juga latency dari memori yang digunakan. Pada pengujian ini kami tidak menguji performa ‘memory read bandwitdh’, namun menguji ‘memory latency’ karena bisa lebih efektif menunjukkan performa memori saat kecepatan memori sudah diatas DDR3-2666Mhz dengan timing longgar.
4) SuperPI 1.5 – 32M: SuperPI adalah satu dari beberapa benchmark favorit para overclocker dan juga penggemar competitive benchmarking. Benchmark single-thread ini selain dipengaruhi oleh clockspeed CPU yang digunakan, juga dipengaruhi oleh kecepatan sub-sistem memori Anda. Sistem yang memiliki CPU clockspeed sama bisa memiliki hasil yang berbeda jika frekuensi dan/atau latency memorinya berbeda
















