Perusahaan TV Kabel Cenderung Jual Broadband Ketimbang Video

Tak dipungkiri, perkembangan internet untuk kebutuhan data memang sangat pesat. Hal ini nampaknya membuat perusahaan yang pada awalnya fokus untuk menjual layanan TV kabel beralih untuk menjual layanan internet broadband melalui jaringan mereka. Hal tersebut diakui oleh salah satu perusahaan kabel TV terkemuka, Cablevision, seperti yagn diungkap CEO-nya, Jimmy Dolan, kemungkinan bahkan Cablevision akan keluar dari bisnis TV kabel dan beralih ke bisnis broadband.
Kejadian semacam ini memang mengemuka di negara Paman Sam, namun tak menutup kemungkinan juga akan terjadi di negara lain karena situasi perkembangan teknologi yang hampir sama di beberapa negara di dunia saat ini. Ada beberapa alasan yang membuat perusahaan kabel TV akan beralih ke bisnis broadband. Selain memiliki margin yang tinggi, bisnis di broadband saat ini juga masih sedikit kompetitornya. Diakui oleh Dolan bahwa menjual video saat ini hasilnya sangat mengecewakan karena persaingan dengan TV dan pemegang hak film seperti Viacom dan Warner Brothers sangat sulit. Apapalgi biaya untuk mendapat konten video juga terus meningkat sehingga perusahaan TV kabel juga terjebak saat mencoba untuk menaikkan harga layanan agar bisa menutup biaya tersebut.
Kasus pertikaian antara perusahaan TV kabel dan pemegang hak rebroadcast pun sering menjadi kendala tersendiri. Seperti kasus yang terjadi tahun lalu, saat Time Warner Cable ‘berperang’ dengan CBS sehingga berbuntut pada pengguna TV kabel di New York, Dallas dan Los Angeles kehilangan akses untuk menikmati program CBS. Meskipun konflik tersebut sudah dipecahkan sebelum acara Superbowl tahun lalu namun kedua perusahaan tersebut sudah terlanjur kehilangan banyak uang dan pelanggan setianya yang banyak yang beralih. Demikian juga dengan biaya transmisi ulang yang naik begitu cepat. Menurut SNL Kagan, tahun 2012 jaringan TV membayar biaya sebanyak $2.36 milyar dan angka tersebut melonjak naik menjadi $6,05 milyar atau sekitar 23% dari total pendapatan stasiun TV pada tahun 2018 nanti.
Berdasarkan fakta tersebut, tak heran jika perusahaan TV kabel cenderung memilih untuk menjual broadband dibanding video. Bahkan menurut laporan terbaru dari Leichtman Research Group, perusahaan pemain TV kabel terbesar saat ini, perusahaan itu kini memiliki sebanyak 49.915.000 pelanggan broadband, sedangkan pelanggan TV kabel sekitar 49.910.000. Angka tersebut semakin semakin meyakinkan bahwa ternyata lebih banyak yang berlangganan kabel untuk broadband dibanding untuk mendapat layanan video.














