Studi : Membaca di Tablet Dapat Merusak Memori
Kehadiran tablet dan e-book reader saat ini memang diakui banyak pihak sangat membantu, terutama saat digunakan untuk membaca berita di koran online, majalah online, novel hingga buku pelajaran. Selain praktis juga tentunya lebih ekonomis karena pengguna tak perlu lagi membeli buku-buku fisik yang tentunya lebih berat dan lebih mahal. Namun Anda yang hobi membaca tulisan panjang melalui piranti digital, sebaiknya mulai mengurangi aktifitas tersebut karena menurut serangkaian studi terbaru, banyak membaca di tablet atau e-reader dapat merusak memori karena sebagian memori bergantung pada lokasi.

Dalam studi tersebut diadakan penelitian pada sejumlah pelajar dimana banyak dari pelajar yang kurang bisa mengingat saat membaca melalui e-reader Kindle dibanding dengan membaca langsung melalui buku cetak. Dalam sebuah studi terpisah yang dilakukan kepada sejumlah pelajar Italia yang diminta membaca cerita pendek sebanyak 28 halaman melalui e-reader dan membaca langsung melalui buku cetak ditemukan bahwa kelompok yang membaca melalui e-reader lebih susah mengingat jalan cerita dibanding yang membacanya langsung di buku cetak.
Anne Mangen, si peneliti, menyatakan bahwa mereka yang membaca dengan menggunakan Kindle memberikan performa yang lebih buruk saat dilakukan pengukuran rekonstruksi plot misalnya saat mereka diminta menyebut 14 kejadian dalam urutan yang benar. Feedback haptic dan tactile di Kindle tidak memberikan dukungan yang sama pada rekonstruksi mental dari sebuah cerita seperti yang dimiliki sebuah buku cetak.
Dan seorang ilmuwan Amerika menemukan bahwa ternyata salah satu aspek terpenting dari memori adalah lokasi. Baik dalam studi anekdot maupun yang diterbitkan, orang-orang melaporkan bahwa saat mereka mencoba menempatkan bagian tertentu dari informasi yang tertulis mereka sering ingat di bagian mana teks itu muncul. Dalam studi psikologi sendiri juga ditemukan bahwa banyak pembaca buku yang mengingat beberapa fakta berdasar pada lokasi teks di dalam buku. Sementara banyak indera yang berbeda bisa memicu sebuah memori, sejarah menunjukkan bahwa orang-orang dengan ingatan yang menakjubkan ternyata juga mengandalkan lokasi.

Selain studi-studi di atas masih ada beberapa studi yang juga memberikan kesimpulan yang sama, seperti The Method of loci yang digunakan para elit di World Memory Championships yang melibatkan membangun lokasi imajiner dan menempatkan objek yang mewakili fakta di tempat yang berbeda dari lokasi yang diciptakan, juga ada teknik memori kuno yang berasal dari Yunani kuno yakni Simonidoes of Ceos, yang mengingat para korban reruntuhan gedung dengan cara mengingat dimana mereka duduk.
Dan seorang juara memori, Joshua Foer, menjelaskan bahwa segala sesuatu yang bisa dibayangkan, maka bisa diperhitungkan, bisa dicantumkan pada ingatan seseorang dan disimpan dalam urutan yang baik, cukup dengan melibatkan memori sebagian seseorang untuk mengingat. URL tidak mampu menempati ruang yang sama dengan apa yang bisa dilakukan oleh halaman-halaman buku sehingga hal tersebut membuatnya jadi lebih susah diingat beberapa rincian yang ada di dalamnya.
















