Review Streacom FC8 Evo: Casing Mini-ITX untuk PC Fanless
Konfigurasi & Test

Sekarang, saatnya melakukan beberapa setting dan juga menjalankan pengujian singkat terhadap sistem yang kami sudah rakit, terutama pengujian suhu kerja.
BIOS

Streacom me-rating case ini untuk bisa memberikan pendinginan memadai pada CPU ber-TDP hingga 95 Watt, namun untuk alasan keamanan, kami memilih untuk menjalankan CPU dengan TDP lebih rendah dari angka TDP maksimal FC8 Evo. Disini kami menggunakan fungsi cTDP (Customizable TDP) pada APU Kaveri, dan men-settingnya pada 45Watt. Tidak lupa juga, kami mematikan Turbo Core, dan menyalakan semua metode power saving(Cool & Quiet dan C6 Mode) untuk membuat CPU lebih dingin pada keadaan idle (bisa anda lihat di bawah – CPU menurunkan kecepatannya ke 1.7 Ghz saat tidak ada load).

Berkat penggunaan cTDP 45 Watt, CPU akan berjalan sedikit di bawah spesifikasinya. Anda bisa melihat di bawah ini, pada Saat load Cinebench R15, CPU kami yang biasannya bisa berjalan pada 3.7Ghz sekarang hanya berjalan pada 2.4 – 3Ghz. Begitu pula pada saat GPU Terintegrasi di-load dengan 3DMark Fire Strike, CPU akan menurunkan dirinya lebih jauh lagi ke angka 1.7Ghz untuk menjaga TDP tetap rendah.


Uji Suhu
Mengingat Strecom FC8 Evo memberikan solusi pendinginan terintegrasi pada case-nya, sekarang mari kita lihat seberapa jauh performa pendinginannya. Suhu ruangan saat pengujian dilangsungkan adalah 25 C (standar ruangan ber-AC).

Perlu diketahui, pengukuran suhu prosesor pada AMD tidak terlalu akurat, sehingga kami melakukan estimasi suhu prosesor berdasarkan sensor pada program EasyTune 6 yang disertakan Gigabyte. Kami juga melakukan pengukuran suhu lain, seperti:
- Suhu Motherboard (kemungkinan suhu chipset/FCH) dari sensor ITE IT8620E.
- Suhu MOSFET VRM dari sensor yang ada pada kontroller VRM IR3567B
- Suhu Sirip heatsink yang terpanas di bagian luar case, menggunakan Digital Thermometer FLuke 52 II
Suhu Idle – setelah browsing 15 menit


Pada keadaan baru dinyalakan dan dibiarkan idle sambil melakukan browsing Internet selama 10-15 menit, suhu sistem terlihat sangat normal, kurang lebih sama dengan suhu sistem yang sama dengan menggunakan HSF biasa. Suhu Fin heatsink ada di angka 34 C.
Suhu setelah menonton film


Berikutnya, kami menjalankan sebuah Blu-ray 1080p movie berdurasi 2 jam, dan suhu fin heatsink naik sedikit ke 39.8 C, lalu suhu MOSFET VRM dan FCH meningkat juga ke 61-65 C. Peningkatan suhu PCH dan MOSFET ini nampaknya terjadi karena baik MOSFET dan PCH yang biasanya mendapat ‘udara segar’ dari fan CPU, sekarang mendapatkan airflow yang minim sekali karena penggunaan metode fanless cooling. Sayangnya disini kami tidak sempat melakukan pengukuran suhu CPU (karena tidak ada logging dari EasyTune 6).
Suhu saat Gaming 3D



Terakhir, kami menjalankan game GRID Autosport selama 2 jam. Disini suhu sirip heatsink menjadi cukup panas, mencapai hampir 48 C-an. Suhu chipset Motherboard ada di angka 70-71C, dan juga suhu CPU ada di angka 51-an(menurut sensor pada EasyTune 6).
Solusi pendingin fanless seperti yang disediakan Streacom FC8 Evo nampaknya menemui limit-nya disini. Untuk penggunaan multimedia dan penggunaan ringan, pendinginan yang ditawarkan cukup mumpuni untuk menangani CPU dengan TDP rendah , namun akan segera menjadi panas pada load 100% yang konstan seperti pada skenario Gaming. Keputusan kami untuk mengkonfigurasi sistem dengan cTDP ke 45Watt memang nampaknya sudah benar. Dengan TDP CPU yang lebih rendah, thermal output dari CPU bisa diredam supaya bisa lebih cocok dengan solusi pendingin tanpa kipas.















