Google-Microsoft ‘Sogok’ Adblock Plus
Beberapa raksasa perusahaan internet, seperti Google, Amazon, Microsoft, dan Taboola, diam-diam dikabarkan telah membayar EYeo, perusahaan di balik Adblock Plus, layanan pemblokiran iklan onlne paling populer di dunia.

Keberadaan AdBlock Plus dan layanan sejenisnya telah mengancam bisnis iklan online yang bernilai US$ 120 miliar per tahun itu. Maka dari itu, transaksi yang bersifat rahasia tersebut ditujukan agar EYeo menghentikan pemblokiran iklan online yang didistribusikan oleh mereka.
Pihak Google dan Amazon enggan berkomentar terkait ini. Sementara Microsoft hanya mengatakan, seperti dikutip CNBC, “Microsoft akan selalu memberikan konsumen pilihan, saat menghadapi layanan iklan. Kami berkomitmen bekerja sama dengan mitra yang berbagi visi kami, interaksi merek yang berdampak relevan, dan menghormati integritas pilihan konsumen,”
Layanan Adbock Plus sendiri hadir dalam bentuk ekstensi browser gratis yang bisa dengan mudah dipasang di browser Chrome dan Firefox. Hingga saat ini, layanan milik perusahaan asal Jerman itu telah diunduh lebih dari 300 juta kali dan memiliki 50 juta lebih pengguna aktif di seluruh dunia.
Harus diakui, EYeo juga mendapatkan keuntungan dari pihak distributor iklan online atau website yang ingin iklannya tetap muncul di halaman yang diakses pengguna Adblock Plus. Biasanya, EYeo menargetkan perusahaan-perusahaan besar untuk mengeruk keuntungan.
Pihak EYeo menolak membeberkan biaya yang mereka terapkan. Namun salah satu sumber dari perusahaan digital media mengungkapkan, EYeo meminta biaya setara dengan 30 persen dari pendapatan iklan yang nantinya tidak jadi diblokir.
Meski demikian dalam websitenya, EYeo menegaskan, iklan tidak akan diblokir asalkan memenuhi beberapa kriteria, misalnya bersifat transparan, tidak mengganggu pengguna, dan merusak tampilan halaman web.














