Paten Kini Jadi Masalah Penting Bagi Xiaomi
Sebagai salah satu perusahaan startup dengan pertumbuhan paling cepat di dunia, Xiaomi menyadari, pihaknya tengah ditargetkan oleh beberapa perusahaan yang ingin mencari keuntungan darinya melalui ligitas paten. Salah satu kasus yang sudah dialami Xiaomi ialah gugatan paten dari Ericsson yang memiliki lebih dari 33 ribu paten. Maka dari itu, pihaknya tidak ingin menyepelekan masalah paten ini karena bisa berdampak pada kelancaran bisnisnya di masa depan.

“Kita semua tahu bahwa masalah kekayaan intelektual akan datang, seiring dengan peningkatan skala perusahaan. Ini akan terjadi cepat atau lambat,” kata pendiri sekaligus Presiden Xiaomi Bin Lin yang menambahkan, “Tantangan kami mengenai hak kekayaan intelektual juga datang lebih cepat dan sengit daripada pihak lain.”
Lin mengungkapkan, Xiaomi sudah meningkatkan portofolio paten yang dimilikinya sejak didirikan pada 2010 silam. Pada 2011, Xiaomi memiliki kurang dari 100 paten. Namun pada tahun-tahun selanjutnya, jumlahnya terus meningkat. Pada 2012 sebanyak 200 paten, pada 2013 sebanyak 600 paten, dan pada tahun 2014 tercatat lebih dari 1.300 paten. Paten tersebut tidak hanya mencakup tentang perangkat smartphone saja, namun juga smart-hardware dan wearable device.
Xiaomi mengajukan pendaftaran patennya di China, Eropa, dan Amerika Serikat yang memakan waktu cukup lama. Menurut Lin butuh waktu dua hingga tiga tahun lalu lamanya, paten yang diajukan Xiaomi tersebut disetujui oleh pihak otoritas setempat. Tahun ini diharapkan, paten yang dimilikinya sudah lebih dari 2.000 paten.
Pendaftaran paten bukan satu-satunya cara untuk terhindar dari ligitasi paten. Menurut Lin, Xiaomi juga siap untuk membuka pembicaraan mengenai perjanjian lisensi silang paten dengan beberapa perusahaan.














