Hands-On Review TP-Link Archer C2: Router WiFi AC Murah
Penggunaan
Tidak berbeda dengan kebanyakan router kelas Home/SOHO yang ada saat ini, Archer C2 memiliki fitur konfigurasi cepat yang menuntun penggunanya untuk melakukan beberapa konfigurasi dasar perangkat. Tidak hanya konfigurasi untuk koneksi Internet, TP-Link juga turut menyertakan konfigurasi untuk masing-masing frekuensi wireless network, 2.4 GHz dan 5 Ghz, di menu konfigurasi cepat. Hanya dengan mengikuti beberapa langkah di menu tersebut, pengguna akan langsung mendapatkan router ini siap digunakan di jaringan lokal.

User interface yang disediakan di dashboard Archer C2 memiliki tampilan yang menyerupai berbagai perangkat jaringan milik TP-Link yang lain. Interface tersebut didominasi dengan warna hijau, abu-abu, dan putih. TP-Link menampilkan daftar kelompok opsi pengaturan yang ada di kolom sebelah kiri dengan berbagai opsi yang ada di dalamnya ditampilkan di sebelah tengah layar. Bagian kanan digunakan untuk menampilkan beberapa penjelasan terkait opsi-opsi yang ada.


TP-Link menyediakan opsi pengaturan untuk mengaktif-nonaktifkan kedua frekuensi wireless network yang didukung. Pengguna bisa memilih untuk mengaktifkan hanya salah satu frekuensi saja atau kedua frekuensi secara bersamaan. Satu hal yang menarik, TP-Link juga menyediakan opsi Guest Network untuk kedua frekuensi, sehingga pengguna bisa menyediakan akses temporer untuk beberapa tamu tanpa perlu khawatir akses tersebut menganggu wireless network utama dari router ini.

Walaupun masuk ke dalam kelas entry-level, Archer C2 ini masih memiliki cukup banyak fitur menarik di dalamnya. TP-Link menyediakan fitur USB Application yang memungkinkan pengguna memanfaatkan port USB 2.0 yang tersedia untuk beberapa hal, termasuk membagi akses storage ke perangkat lain dalam jaringan serta print server untuk berbagi penggunaan sebuah printer. Fitur ini memang bukan suatu hal yang baru, tetapi cukup jarang dijumpai di router kelas entry-level.

Beberapa fitur pembatasan akses juga tersedia, seperti fitur Parental Control untuk memblokir konten-konten tertentu diakses oleh yang belum cukup umur, pembatasan bandwidth, serta pembatasan akses ke dashboard untuk IP-IP tertentu. Fitur-fitur tersebut tentu saja akan banyak membantu bila pengguna menginginkan akses terkontrol di dalam jaringan lokal mereka. Terdapat juga fitur firewall standar yang umum ada di sebuah router kelas Home/SOHO.


Satu hal yang cukup disayangkan, untuk mengatur berbagai konfigurasi yang ada, termasuk yang berkaitan IP Address dan MAC Address, TP-Link cenderung untuk meminta input manual dari pengguna. Pengguna harus memasukkan secara manual alamat-alamt tersebut agar bisa mengaktifkan fitur pembatasan akses tertentu dari router. Ini mungkin akan sedikit melelahkan untuk pengguna yang memang banyak dituntut untuk mengatur pembatasan akses.
Ketika digunakan sebagai wireless router dalam jaringan lokal, Archer C2 mampu menenyajikan wireless network yang cukup stabil di frekuensi 2.4 GHz. Sayangnya, untuk frekuensi 5 GHz, router ini memiliki kompatibilitas yang kurang dengan berbagai perangkat pendukung WiFi AC lain. Hal itu tampaknya disebabkan karena terbatasnya channel 5 GHz yang didukung oleh router yang satu ini.
Kesimpulan

Secara fitur, TP-Link Archer C2 ini merupakan sebuah router WiFi AC yang menarik untuk rentang harganya. Perangkat ini dipasarkan dengan harga yang cukup rendah untuk sebuah router WiFi AC, tetapi tetap dilengkapi dengan fitur-fitur menarik di dalamnya, seperti Guest Network dan USB Application. Secara jumlah, fitur yang ditawarkan memang tidak banyak, tetapi bisa dikatakan wajar untuk sebuah produk entry-level.
Standar “AC 750” yang digunakannya termasuk salah satu yang terendah untuk router WiFi AC. Namun, standar tersebut sudah memadai untuk berbagai kebutuhan penggunaan wireless network di rumah atau kantor berukuran kecil. TP-Link juga masih menyediakan Gigabit Ethernet untuk akses jaringan lokal hingga kecepatan 1 Gbps dengan menggunakan kabel.
Interface yang disediakan untuk dashboard bisa dikatakan cukup sederhana, tetapi masih kurang mendukung penggunaan oleh pengguna yang kurang paham terhadap jaringan komputer. Walaupun TP-Link menyediakan deskripsi dari beberapa opsi yang ada, pengguna akan tetap melihat penuh opsi-opsi tingkat lanjut yang tersedia ketika pengguna membuka suatu menu. Mungkin ada baiknya TP-Link mencoba memisahkan opsi-opsi dasar yang ada dari opsi-opsi tingkat lanjut sehingga tidak membingingkan pengguna.
Kelebihan:
- Harga cukup rendah untuk router WiFi AC
- Tersedia fitur Guest Access dan USB Application
Kekurangan:
- Terlalu banyak keharusan untuk input manual di dashboard












