Sopir Taksi Lokal di Perancis Bajak Mobil UberPop

Peluncuran layanan berbagi tumpangan UberPop di beberapa kota di Perancis seperti Marseille, Nantes dan Strasbourg ternyata tak hanya disambut hangat oleh warga Perancis. Para pengemudi taksi di kota-kota tersebut nampaknya merasakan hal sebaliknya karena layanan baru tersebut dirasa merugikan mereka. Salah satu pengemudi UberPop di Marseille melaporkan kejahatan yang menimpa dirinya saat seorang sopir taksi lokal yang merasa geram membajak mobil Uber miliknya.
Aksi pembajakan ini sendiri diunggah dalam sebuah video yang ditampilkan di situs Facebook. Dalam video tersebut nampak sejumlah sopir taksi lokal yang marah menyewa sebuah mobil UberCar dan kemudian membajaknya. Aksi mereka berlanjut dengan mengempeskan ban mobil Uber tersebut serta melakukan penyanderaan sementara, sambil meneriakkan berbagai ancaman.
Salah seorang pembajak menyatakan bahwa mereka harus membayar sebesar 100 ribu Euro untuk menjadi seorang sopir taksi sementara menjadi pengemudi taksi UberPop bisa dikatakan gratis dan siapa saja bisa menjadi pengemudi cukup dengan mobil pribadi yang mereka miliki dan tanpa pengeluaran sama sekali. Selain itu, para pembajak juga menyampaikan ancaman yang lebih serius seperti “jika kami menangkapmu lagi maka kami akan membelah kepalamu.” Dari insiden tersebut, juru bicara Uber menyebutkan bahwa mobil yang dibajak tersebut akhirnya harus diangkut oleh layanan Municipaux di Marseille dan pengemudinya segera melapor ke polisi setempat.
UberPop memang sudah dijalankan di sejumlah kota di Perancis termasuk Paris dan layanan ini sudah menghadapi sejumlah tantangan di pengadilan di seluruh penjuru negeri. Namun perusahaan e-taksi ini terus melanjutkan penawaran layanan UberPopnya tersebut dengan mengikuti sebanyak mungkin sumber daya legal yang bisa didapatnya. Juru bicara Uber menambahkan bahwa tidak ada pengadilan yang bisa menghakimi bahwa layanan UberPop bertentangan dengan hukum negara Perancis. Oleh karena itu Uber berharap aturan pada hukum masih bisa ditegakkan di Perancis yang artinya bahwa main hakim sendiri merupakan perbuatan yang tidak bisa ditoleransi. Uber juga senantiasa akan berdiri di belakang partner-partner mereka dan menyatakan bahwa kekerasan adalah perbuatan yang tercela.
Kemungkinan kejadian ini bukanlah yang terakhir karena seiring dengan peningkatan jumlah layanan yang diluncurkan Uber secara global, kemarahan pihak sopir taksi lokal juga dipastikan akan terus terjadi. Masuk akal bahwa tindakan main hakim akan dilakukan sebagai bentuk otoritas lokal untuk memperjuangkan eksistensi mereka melawan teknologi baru yang diperkenalkan Uber.













