Diancam Ojek Pangkalan, GO-JEK Turunkan Tim ‘Khusus’

Di acara peluncuran program Smart Street GO-JEK yang digelar di kawasan SCBD, Jakarta, Nadiem Makarim selaku CEO GO-JEK juga sempat menjawab beberapa pertanyaan dari media. Hal tersebut masih berkaitan mengenai kasus kekerasan yang dialami oleh pengendara GO-JEK.
Nadiem mengklaim bahwa apa yang terjadi di lapangan sebenarnya tidak seperti yang tersebar di banyak berita. Pengendara GO-JEK memang kerap mendapatkan tekanan dari beberapa kalangan, terutama dari para tukang ojek pangkalan, namun sampai saat ini hanyalah tekanan secara verbal tidak sampai pada serangan fisik.
Kembali Nadiem menegaskan bahwa GO-JEK sama sekali tidak mentolerir tindak kekerasan, dan apabila itu terjadi GO-JEK akan langsung mengusutnya ke pihak berwajib. GO-JEK juga memiliki tim yang langsung turun ke lapangan untuk memberikan penyuluhan kepada para ojek pangkalan, mengajak untuk ikut serta bergabung bersama GO-JEK. Terutama pada wilayah-wilayah dimana pengendara GO-JEK sering mendapatkan tekanan.
Nadiem menggaris bawahi, bahwa banyak pula pencapaian GO-JEK yang tidak banyak di publikasi terkait dengan ojek pangkalan. “Ada begitu banyak ojek pangkalan yang akhirnya mau bergabung bersama kami, setelah mengetahui keuntungan-keuntungan yang mereka dapat dengan bergabung bersama GO-JEK,” ujar Nadiem.
Ada pula kekhawatiran masyarakat apabila terjadi ‘Joki GO-JEK’, dimana pengendara gelap menggunakan atribut dan identitas dari pengendara GO-JEK untuk mencari penumpang. Nadiem mengatakan bahwa hal tersebut diluar dari tanggung jawab GO-JEK. “GO-JEK hanya jadi GO-JEK saat dipesan melalui aplikasi, bukan ambil dipinggir jalan,” kata Nadiem.
Namun apabila penumpang tetap mengkhawatirkan hal tersebut meskipun dalam pemesanan melalui aplikasi, hal penting yang harus dilakukan adalah mencocokan identitas pengendara GO-JEK dengan data yang ada pada aplikasi. Disana tentunya telah tertera identitas lengkap mulai dari nama, alamat, no ponsel hingga foto wajah dari pengendara GO-JEK.
















