Penampakan boks dari ASUS R9 380 ini masih sama dengan produk Strix lainnya, dengan simbol burung hantu robotik yang dimilikinya.
Graphics Card
Strix masih mengusung desain pendingin dan tema yang sama. Warna hitam dengan sentuhan strip Mayan merupakan ciri khas ASUS untuk saat ini. ASUS juga melengkapi R9 380 dengan 8-phase Super Alloy Power II, yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi dari komponen, serta memiliki kemampuan mendinginkan lebih baik dari komponen kebanyakan. Fitur tersebut juga mampu mengurangi “coil whine” yang mulai mengganggu saat graphics card digunakan dalam kondisi full-load.
Graphics card ini hanya memakan dua buah slot ekspansi pada casing. Bodi yang tergolong ramping tersebut memudahkan Anda saat ingin menggunakan dual graphics card dalam PC. Sudah pasti hal positif yang didapatkan adalah lancarnya sirkulasi udara sehingga panas yang dihasilkan tidak akan berkumpul di satu titik. ASUS Strix R9 380 ini memiliki ukuran 27.1 x 13.9 x4.2 Centimeter.
ASUS Strix R9 380 masih menggunakan teknologi pendingin andalannya, yakni Direct CU II dengan sebuah 10mm heatpipe yang berfungsi untuk menyalurkan panas secara merata. ASUS Strix R9 380 juga memiliki dua buah kipas yang siap menghembuskan angin dingin untuk menjaga suhu. Untuk menguji kemampuan pendingin graphics card yang satu ini, kita menjalankan sebuah software yang dirancang untuk “menyiksa” GPU ini dan selalu berjalan pada kondisi full load, yakni Unigine Heaven 4.0.
ASUS Strix R9 380 2GB
Full-load : 70 °C (fan speed: Auto @60%)
Idle : 35 °C (fan speed: Auto @20%)
Pendingin dari ASUS yakni Direct CU II mampu menghasilkan temperatur yang cukup rendah untuk sebuah R9 380. Terlihat saat kondisi full-load, suhunya berada di 70 °C , sedangkan pada saat idle berada pada 35 °C.