Review The Martian: Tak Setegang yang Dibayangkan

Pernah membayangkan seperti apa rasanya jika anda tinggal sendirian di sebuah planet tanpa kehidupan? Atau mungkin anda pernah menyaksikannya lewat beberapa film bertema survival. Kali ini anda akan merasakan saat terjebak di planet Mars melalui film yang satu ini. Film yang diangkat dari adaptasi novel karya Andy Weir dengan judul yang sama, The Martian ditahun 2011 menceritakan perjuangan hidup seorang astronot NASA bernama Mark Watney.
Setelah sebah misi perjalanan ke planet Mars, sebuah tim astronot yang dipimpin oleh Jessica Lewis, terpaksa harus pulang lebih awal karena terjadi badai besar di Mars. Di tengah badai tersebut,salah satu Astronot bernama Mark Watney terkena puing dari antena pemancar dan menghempaskannya ke tengah badai. Para tim astronot tak dapat menemukannya dan mengira ia telah tewas.

Tim astronot NASA tersebut pun akhirnya terbang menuju ke bumi dan meninggalkan Mark Watney di planet Mars. Tanpa diduga, rupanya Mark Watney masih hidup dan ia berhasil menyelamatkan diri dari terjangan badai. Tubuhnya luka parah namun ia masih selamat.
Yang menjadi masalah adalah Watney tidak memiliki apapun untuk berkomunikasi dengan rekan-rekannya. Belum lagi persediaan makanan, air dan oksigen di planet tersebut sangatlah terbatas. Watney harus mencari cara agar bisa berkomunikasi dengan tim NASA, supaya mereka mengetahui bahwa dirinya masih bertahan hidup di Mars.

Beruntung Watney adalah seorang ahli botani. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Watney pun mulai bercocok tanam di lahan tandus Mars dengan persediaan makanan yang ada. Tapi ini tak akan terus menerus dilakukannya, tim NASA harus bisa menyelamatkan Watney sebelum persediaan oksigen, makanan dan air untuk kelangsungan hidupnya habis.
Serius Tapi Santai

Sepertinya film ini juga menjadi salah satu film yang menipu kita lewat cuplikan trailernya. Tapi sama sekali tidak berarti film ini mengecewakan, hanya saja ekspektasi yang kita harapkan dari kisah survival seorang astronot ini tidak sedramatis dan menegangkan seperti yang dibayangkan. Malahan film ini lebih penuh dengan sense humor di dalamnya.
Berbeda dengan dua film bertema luar angkasa di dua tahun belakangan, yaitu Gravity dan Interstellar, penggarapan visual di film The Martian bukanlah menjadi suguhan yang paling utama. Tidak ada kesan efek yang mewah dalam menggambarkan luar angkasa dan dataran planet merah dimana Watney berusaha bertahan hidup. Planet Mars hanya terlihat seperti gurun pasir gersang tanpa ujung. Efek animasi juga tidak terlalu menonjol, kecuali jika anda menyaksikannya dalam format 3D.

Sebaliknya, The Martian justru memiliki kekuatan pada dialog yang dihadirkan antar pemeran. Bukan pada hanya pada dialog serius, tapi juga banyak dialog lucu yang akan membuat penonton tertawa sepanjang film. Sangat tak terduga jika film ini rupanya kesan fun yang begitu luwes dimainkan oleh semua karakter.
Sebagai film bertema science, tentunya harus pula menonjolkan bagian serius tentang ilmu sains di film itu sendiri. Bagaimana Watney bertahan hidup di tanah gersang Mars semua dijelaskan cukup mendetail. Watney harus bercocok tanam di lahan tandus, dan harus membuat air dari reaksi kimia. Beberapa hal seperti komunikasi menggunakan sandi dan banyak perhitungan-perhitungan angka diperlihatkan dalam film, tapi ini sedikit menjenuhkan dan terlalu lama karena penonton sudah lebih terhibur dengan adegan-adegan lucu atau rencana nyata untuk misi penyelamatan Mark Watney oleh para kru NASA.
Beberapa hal yang sepertinya merupakan kritik juga disampaikan melalui film. Bagaimana sikap politik negara, dimana NASA terlalu enggan mengambil langkah beresiko karena berbagai alasan, terutama menghindari tekanan dari awak media. Namun disisi lain NASA juga tak mau astronotnya tewas di Mars, sementara Watney telah menjadi manusia pertama yang bercocok tanam disana. Dan demi menyelamatkan Watney, mau tak mau NASA harus meruntuhkan egonya dengan meminta bantuan dari negara lain.

Kabarnya sang sutradara Ridley Scott juga menggunakan beberapa dokumentasi dari NASA untuk menyempurnakan film. Tapi satu hal yang kurang menggigit dari film survival ini, yaitu kesan penderitaan yang dialami oleh Watney. Seolah Watney sama sekali tak memiliki rasa putus asa saat terjebak sendirian di planet Mars. Beberapa adegan ingin memperlihatkan bobot badan Watney yang turun secara drastis, namun hanya menggunakan pemeran penggnati. Matt Damon yang berperan sebagai Mark Watney tidak benar-benar melakukan transformasi bobot tubuh untuk memainkan peran tersebut.

Perjuangan Mark Watney pada akhirnya akan menumbuhkan inspirasi bagi penonton tentang semangat hidup dengan pemikiran yang positif. Berbeda dengan film survival lain yang menyuguhkan nuansa mencekam juga dengan backsound dramatis. Di The Martian, backsound yang dimainkan terkadang malah menggugah tawa para penonton sembari para pemain melakukan aksi konyol.
The Martian mulai tayang di bioskop tanah air tanggal 30 September 2015
Video Trailer:
Tanggal Rilis: 30 September 2015
Durasi: 141 Menit
Sutradara: Ridley Scott
Genre: Sci-Fi, Survival
Pemain: Matt Damon, Chiwetel Ejiofor, Jessica Chastain, Kristen Wiig, Kate Mara, Jeff Daniels, Michael Peña, Sean Bean, Sebastian Stan & Aksel Hennie
Studio: Scott Free Productions, 20th Century Fox

















