FireEye: Indonesia Lebih Rentan Terhadap Serangan Cyber
Pada Selasa (19/4), FireEye yang merupakan salah satu penyedia layanan platform sekuritas berbasis mesin, mengungkapkan tentang penemuan dari hasil penelitian untuk Indonesia terutama dalam hal keamanan cyber. Dikatakan dalam hasil temuan tersebut, Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap serangan cyber.

“Berdasarkan persentase perusahaan yang terkena serangan cyber dari bulan Juli-Desember 2015 kemarin, Indonesia memiliki persentase yang tinggi yaitu sebesar 36 persen. Angka ini menunjukkan bagaimana negara Indonesia menjadi negara yang memiliki kerentanan serangan cyber 2 kali lipat lebih banyak dari negara lainnya.” Jelas Bryce Boland, Chief Technology Officer FireEye Asia Pasifik dalam acara media briefing yang diadakan di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Dalam hasil observasi tersebut, ditemukan juga bahwa terdapat setidaknya sebanyak empat kelompok penyerang tingkat tinggi yang secara gigih terus-menerus menyasar perusahaan yang ada di Indonesia. “Tiga di antaranya dari Tiongkok, sementara lainnya berasal dari Eropa Timur.” Ada pun sektor-sektor yang rentan menjadi target antara lain sektor pemerintahan, enterprise, militer, finansial, dan retail.
Hal yang menyebabkan mengapa Indonesia menjadi negara yang rentan terhadap serangan cyber tersebut, dikarenakan tingkat penetrasi teknologi cyber yang masih kurang tinggi, di mana Indonesia baru menduduki peringkat ke-14 dari daftar Cyber Maturity di wilayah Asia Pasifik berdasarkan data dari Australian Strategic Policy Institute, 2015. Selain itu, beberapa perusahaan di Indonesia juga masih kurang waspada dan awas terhadap bahaya serangan cyber, di mana tingkat kematangan keamanannya masih berupa deteksi, belum sampai ke tingkat respon dan pemburuan terhadap serangan keamanan sistem yang terjadi.

“Yang cukup mengerikan, dari beberapa studi kasus yang kami lakukan, masih banyak beberapa instansi maupun sistem keamanan yang mudah untuk dibobol dengan iming-iming tertentu. Hal ini masih menjadi kasus dan pekerjaan rumah kami untuk menciptakan sistem keamanan yang lebih baik lagi terutama secara global.”
Dijelaskan lebih lanjut, hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan tersebut, Marshall Heilman Vice President dan Executive Director, Incident Response dan Red Team Operations FireEye menyebutkan ada tiga hal: “Pertama adalah teknologi, di mana perusahaan harus lebih mengenal sekaligus mempelajari teknologi yang tengah berkembang saat ini untuk bisa lebih maju dan mengerti tentang sistem keamanan yang baik. Kedua adalah threat intelligence, serta expertise, di mana ketiga ini harus dipelajari dan membutuhkan ahli yang mampu memberikan keamanan yang baik bagi sistem perusahaan agar bisa mencegah terjadinya serangan cyber.”













